Kematian Menurut Islam


Kematian merupakan sunnatullah yg berlaku pada tiap makhluk yang bernyawa. 

Kematian adalah diamnya jiwa dan terpisahnya nyawa dari badan utk kembali kepada Rabbnya. Ia lalu dikuburkan dan itulah terminal awal dari kehidupan akherat yg disebut alam barzah. Kematian tidak akan menjemput manusia sebelum ia sampai pada ajal dan rezeki yg ditentukan Allah untuknya. Itulah yg disebut takdir.

Allah melakukan segala sesutau menurut kehendakNya. Dia mematikan manusia pada kematian agung melalui malaikatNya. Disamping kematian agung ada kematian kecil yaitu ketika manusia sedang tidur hal itu sebagai per-ingatan bagi orang-orang yg berfikir.  

“Allah memegang jiwa ketika matinya dan memegang jiwa orang yg belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa orang yg telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yg lain sampai waktu yg ditentukan. Sesungguhnya pada yg demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yg mau berfikir.”
 
Dalam shahihain disebutkan Nabi memerintahkan tiap mukmin jika mau tidur agar berdo’a  

“Dengan namaMu ya Allah aku baringkan tubuhku dan dgn nama-Mu aku bangun Jika Engkau tahan jiwaku maka rahmatilah ia dan jika Engkau melepaskannnya maka jagalah ia seperti Engkau menjaga orang-orang shalih.”

Lalu bila bangun agar membaca  

“Segala puji bagi Allah yg telah menghidupkanku setelah mematikanku dan kepadaNya lah dibangkitkan.”

Allah Ta’ala menceritakan apa yg ada dibalik kematian dalam firmanNya,

“Dan Dia lah yg menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yg kamu kerjakan pada siang hari kemudian Dia membangunkanmu pada siang hari utk disempurnakan umur yg telah ditentukan lalu kepada Allah lah kamu kembali lantas Dia memberitahukan kepadamu apa yg dahulu kamu kerjakan. Dan Dialah yg mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hambaNya dan diutusNya kepadamu malaikat-malaikat penjaga sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami mereka itu tidak pernah melalaikan kewajibannya. Kemudian mereka dikembalikan kepada Allah Penguasa mereka yg sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum kepunyaanNya. Dan Dialah Pembuat perhitungan yg paling cepat.”
 
Karena itu Allah memerintahkan kita dgn firmanNya  

“Hai orang-orang yg beriman bertakwalah kamu kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”

Artinya perbanyaklah amal kebaji-kan selama masih hidup dan bertakwalah selalu kepada Allah sehingga Allah mematikanmu dalam keadaan bertakwa kepadaNya. Karena pada ghalibnya seseorang itu meninggal dalam keadaan yg biasa ia kerjakan ketika hidup. Dan kelak ia akan dibangkitkan sesuai dgn keadaan ketika ia mati.

Kematian adalah suatu kejadian di dunia yg paling dahsyat yg pernah terjadi pada diri manusia sesuatu yg menampakkan kemahakuasaan Allah yg mutlak serta menegaskan betapa kerdil dan lemahnya manusia di hadap-anNya.

Allah menggambarkan kematian itu dalam fimanNya  

“Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan padahal kamu ketika itu melihat dan kami lbh dekat kepadanya daripada kamu Tetapi kamu tidak melihat maka mengapa jika kamu tidak dikuasai kamu tidak mengembalikan nyawa itu jika kamu adl orang-orang yg benar.”
 
Orang yg beriman amat bersuka cita dgn kematiannya. Ia bersuka cita sebab akan bertemu Rabbnya. Berbeda dgn orang yg tidak beriman ia sama sekali tidak berdaya menghadapi kematian ia ingin lari dari kematian tetapi kemana? Ayat-ayat di atas juga mengisyaratkan pengertian bahwa dgn kematiannya seseorang telah mengetahui apa yg telah disedia-kan oleh Allah untuknya keni’matankah atau kesengsaraan.

Dalam ayat lain Allah menegaskan  

“Sekali-kali jangan apabila nafas seseorang telah sampai ke kerongkongan dan dikatakan kepada-nya “Siapakah yg dapat menyembuh-kan?” dan dia yakin sesungguhnya itulah waktu perpisahan dan bertaut betis dgn betis . Kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.”
 
Allah memperingatkan umat Islam agar tidak mengikuti orang-orang non muslim. Mereka mengira bahwa berpaling dari kebenaran akan memanjangkan umurnya dan dapat menghindarkannya dari maut. Sungguh alangkah sia-sianya mimpi itu.

“Hai orang-orang yg beriman janganlah kamu seperti orang-orang non muslim itu yg mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau berperang. Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh.
 Akibat yg demikian itu Allah menimbulkkan rasa penyesalan yg sangat di hati mereka Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yg kamu kerjakan. Dan sungguh kalau gugur di jalan Allah atau meninggal tentulah ampunan dan rahmat Allah lebih baik daripada harta rampasan yg mereka kumpulkan. Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan.”
 
Dengan ketidak ikutsertaan mereka berperang maka Allah menegaskan bahwa mereka lbh dekat kepada kekufuran daripada kepada keimanan. Kemudian Allah menghinakan mereka dgn ayatNya  

“Orang-orang yg mengatakan kepada para saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang “Sekiranya mereka mengikuti kita tentulah mereka tidak terbunuh.” Katakanlah “Tolaklah kematian itu dari dirimu jika kamu adl orang-orang yg benar.” ~ QS Ali Imran : 168

Kematian yg ditakutkan orang-orang munafik itu -karena berjihad- justeru bagi kaum mukminin merupakan kabar gembira keni’matan keamanan dan ridha dari Allah Ta’ala bagi mereka.

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yg gugur di jalan Allah itu mati bahkan mereka itu hidup disisi Rabbnya dgn mendapat rezki mereka dalam keadaan gembira sebab karunia Allah yg diberikan kepada mereka dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yg masih ting-gal di belakang yg belum menyusul mereka bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dgn ni’mat dan karunia yg besar dari Alllah dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yg beriman.”
 
Tetapi ayat di atas terkadang disalah tafsirkan oleh sebagian umat. Yakni krn keyakinan mereka bahwa para wali dan syuhada masih hidup maka mereka pun memohon dan meminta ke kuburan-kuburan mereka. Orang-orang itu tidak memahami dan menyadari bahwa yg berhak dimintai pertolongan hanyalah Allah semata tidak yg lain.  

“Dan orang-orang yg menyeru selain Allah itu tidak menciptakan sesuatu apa pun bahkan mereka dicip-takan. Mereka adl mati tidak hidup dan mereka tidak mengetahui bilakah akan dibangkitkan? Rabb kamu adl Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yg tidak beriman kepada akherat hati mereka mengingkari sedangkan mereka sendiri adl orang-orang yg sombong.”
 
“Dan siapakah yg lbh sesat daripada orang yg menyembah sembahan-sembahan selain Allah yg tiada dapat mengabulkan nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari do’a mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.”
 
Setiap jiwa takut kepada kematian -kecuali orang-orang yg benar-benar beriman dan ikhlas-. Allah menyatakan  

“Katakanlah. 'Sesungguhnya maut yg kamu lari daripadanya sungguh ia akan menemuimu.'”
 
Rasulullah menggariskan kaidah dgn sabdanya,

“Barangsiapa suka utk bertemu dgn Allah maka Allah akan cinta bertemu dengannya; dan barangsiapa tidak suka bertemu dgn Allah maka Allah tidak suka bertemu dengannya.”
 
Allah membantah angan-angan dan hayalan orang-orang Yahudi dan yg mengikuti jejaknya bahwa mereka akan mendapatkan akherat dgn segala keni’matan yg ada di dalamnya meskipun mereka melakukan berbagai macam dosa kemaksiatan kerusakan serta menyalahi syari’at-syari’at Allah.  

“Katakanlah, 'Jika kamu kampung akherat itu khusus untukmu di sisi Allah bukan utk orang lain maka inginilah kemtian jika kamu memang benar. Dan sekali-kali mereka tidak akan meng-ingini kematian itu selama-lamanya krn kesalahan-kesalahan yg telah diperbuat oleh tangan-tangan mereka . Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yg suka berbuat aniaya.”
 
Bantahan angan-angan itu umum untuk semua orang apapun jenisnya,

 " Itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa mengerjakan kejahatan niscaya akan diberi balasan dgn kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak penolong baginya selain dari Allah. Barangsiapa mengerjakan amal-amal shalih baik laki-laki maupun perempuan sedang ia seorang yg beriman maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tak dianiaya walau sedikitpun.” ~ QS An Nisa’ : 123-124

Imam Muslim Turmudzi Ahmad dan Nasa’i meriwayatkan dari Abu Hurairah,

“Aku datang kepada Rasulullah saat beliau sedang membaca firman Allah } sedang bani Adam berkata mana hartaku mana hataku? Padahal tidaklah hartamu itu melainkan apa yg engkau makan sehingga ia binasa atau apa yg engkau pakai sehingga ia usang atau apa yg engkau sede-kahkan sehingga engkau melakukan perintah. Sedang selain itu akan hilang dan engkau tinggalkan buat manusia.”
 
Maka sebaik-baik manusia adalah yg mengambil perkara duniawinya sesuai kebutuhannya tidak berlebihan dan tidak pula meninggalkannya sama sekali. Lalu menjadikan semua hidupnya utk mengerjakan berbagai amal keba-jikan sebagi bekal dalam kehidupannya di akherat kelak.

Oleh Syaikh Ahmad Thaha Nashr

Tanda-tanda mati dalam Husnulkhathimah (keadaan baik):

1.. Sempat mengucap dua kalimah syahadah.

2.. Berpeluh didahi.
Sabda Rasulullah:”Bahwa matinya seseorang mukmin itu dengan keluarnya peluh didahi”,
Riwayat oleh Ahamd dan Termidzi.

3.. Mati pada malam atau hari Jumaat.
Sabda Rasulullah “Tidak seorang muslim pun yang mati pada hari atau malam Jumaat melainkan Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.”

4.. Mati di medan perang karena membela agama Allah.

5.. Bagi orang yang mati syahid ada 6 kelebihan:
i) Akan diampuni dengan serta merta dosanya serta diperlihatkan tempat duduknya di syurga (kecuali mereka yang masih ada urusan hutang).
ii) Diselamatkan dari seksa kubur.
iii) Aman dari ketakutan yang teramat besar dan dahsyat.
iv) Diperhiasi dengan iman.
v) Dikawinkan dengan bidadari (semiskin – miskin ialah 49 bidadari).
vi) Dapat memberi syafaat kepada 70 orang keluarganya. Riwayat oleh Termizi, Ahamd dan Ibnu Majah.

6.. Mati karena melahirkan anak.

7.. Mati karena taun,
Sabda Rasulullah, “taun itu satu kematian syahid bagi setiap mukmin”. (Hendaklah ia sabar dan redha menganggungnya). Riwayat oleh Muslim.

8.. Mati akibat sakit perut maka ia mati syahid,
sabda Rasulullah. Dan barang siapa mati karena sakit perut maka ia mati syahid”.
Riwayat oleh Muslim.

9.. Mati tengelam dan tertimbun oleh bangunan.

10.. Mati terbakar. Riwayat Tabrani.

11.. Mati dalam nifas. Riwayat At Tabrani.

12.. Mati karena sakit TB.
Sabda Rasulullullah, “orang yang mati karena menanggung penyakit kurus kering ia mati syahid.”
Riwayat Tabrani.

13.. Mati akibat luka perang di jalan Allah.
Sabda Rasulullah :”Barangsiapa yang luka karena perang di jalan Allah itu mati, maka berarti ia syahid, atau kena pijak oleh unta atau kudanya atau ia mati ditempat tidurnya (setelah berperang itu) dengan sebab apa – apa pun yang dikehendaki oleh Allah, maka sesungguhnya ia adalah mati syahid dan akan masuk syurga”. Riwayat Daud.

14.. Mati mempertahankan harta. Riwayat Bokhari.

15.. Mati karena mempertahankan diri. Sabda Rasulullah “Barangsiapa terbunuh karena mempertahankan darahnya (dirinya) maka ianya mati syahid.” Riwayat Abu Daud.

16.. Mati dalam bersiap – siap untuk berperang dijalan Allah.

17.. Mati ketika sedang beramal soleh seperti sedang menuntut ilmu (ilmu yang dibolehkan oleh Islam) di masjid atau sedang berdakwah..

Berkata Abu Laith,
“Barangsiapa yang ingin selamat dari siksa kubur maka haruslah ia
melazimi 4 perkara dan meninggalkan 4 perkara:
1.. Menjaga sembahyang 5 waktu.
2.. Banyak bersedekah.
3.. Banyak membaca Al Quran.
4.. Banyak bertasbih.

Dan hendaklah ia meninggalkan:
1.. Meninggalkan dusta.
2.. Meninggalkan sifat khianat.
3.. Meninggalkan sifat mengadu – domba.
4.. Mejaga Kencing.

Sumber:Ryushare

www.semuatentangislam.org

Bacaan Doa untuk Orang Meninggal Dunia

Bacaan doa lengkap terkait kematian untuk orang yang meninggal dunia sejak pertama mendengar atas wafatnya seseorang dan saat takziyah serta doa bagi keluarga yang ditinggal.

  1.     Bacaan Doa Saat Mendengar Kematian Seseorang
  2.     Bacaan Doa Saat Mendapat Musibah Kematian
  3.     Doa untuk Yang Wafat (Meninggal Dunia)
  4.     Bacaan Doa Ta'ziyah (Ziarah Kematian) untuk Keluarga yang Ditinggalkan
  5.     Keutamaan Sabar Saat Musibah

1. BACAAN DOA SAAT MENDENGAR KEMATIAN SESEORANG

Apabila kita mendengar kabar tentang kematian seseorang, maka berikut bacaan doa yang sebaiknya dibaca:

إنَّا ِللهِ وإنَّا إلَيْهِ رَاجِعُوْن وَإِنَّا إليَ رَبِّنِا َلمُنْقَلِبُون
الَلهُمَّ اكْتُبْهُ عِنْدَكَ ِفي اُلمحِسنِينِ وِاجْعَلْ ِكتابَهُ ِفي ِعلّيِّين
وَاْخلُفْهُ في أَهْلِهِ في الغَابِرين
وَلا تحَرِْمْنا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ

Teks tulisan latin:

Innalillahi wa inna ilaihi raji'un wa inna ila rabbina lamunqalibun
Allahumma uktubhu 'indaka fil muhsinin waj'al kitabahu fi 'illiyyin
wakhlufhu fi ahlihi fil ghabirin
wala tahrimna ajrahu wala taftinna ba'dahu

Artinya: Sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya kami kembali dan kepada Tuhan kami semua akan kembali.
Ya Allah! Tulislah dia (yang meninggal dunia) termasuk golongan orang-orang yang berbuat kebaikan di sisi Engkau dan jadikanlah tulisannya itu dalam tungkatan yang tinggi serta gantilah ahlinya dengan golongan orang-orang yang pergi dengan ketaatan PadaMu

Catatan: Doa di atas untuk mayit laki-laki. Untuk jenazah perempuan ganti kata "hu" menjadi "ha". Contoh "اكْتُبْهُ" menjadi "اكْتُبْهَا"


2. DOA UNTUK ORANG YANG WAFAT SAAT AKAN DIKUBUR

Do'a berikut ditujukan pada orang yang mennggal saat (a) akan dibawa ke pemakaman, (b) setelah shalat jenazah atau (c) saat tahlilan 7 hari, ke- 40 hari dst.

Kata "hu" atau "hi" berarti dia atau nya untuk mayit laki-laki. Untuk jenazah perempuan ganti dengan "ha"

Teks tulisan Arab:

اللهم ابدله دارا خيرا من داره واهلا خيرا من اهله وادخله الجنة واعذه من عذاب القبر ومن عذاب النار .
اللـهـم عاملة بما انت اهله ولا تعامله بما هو اهله .
اللـهـم اجزه عن الاحسان إحسانا وعن الأساءة عفواً وغفراناً.
اللـهـم إن كان محسناً فزد من حسناته , وإن كان مسيئاً فتجاوز عن سيئاته .
اللـهـم ادخله الجنة من غير مناقشة حساب ولا سابقة عذاب .
اللـهـم اّنسه في وحدته وفي وحشته وفي غربته.
اللـهـم انزله منزلاً مباركا وانت خير المنزلين .
اللـهـم انزله منازل الصديقين والشهداء والصالحين وحسن اولئك رفيقا .
اللـهـم اجعل قبره روضة من رياض الجنة ,ولا تجعله حفرة من حفر النيران .
اللـهـم افسح له في قبره مد بصره وافرش قبره من فراش الجنة .
اللـهـم اعذه من عذاب القبر ,وجاف ِالارض عن جنبيها .
اللـهـم املأ قبره بالرضا والنور والفسحة والسرور.

نسأل الله العفو و العافيه

Teks tulisan latin:

Allahumma abdilhu daran khoiron min darihi wa ahlan khoiron min ahlihi wa adkhilhul jannata wa a'idzhu min 'adzabin qobri wamin adzabin nar.
Allahumma amilatan bima anta ahluhu wala tu'amilhu bima huwa ahluhu
Allahumma ajizhu anil ihsan ihsanan wa anil isa'ah afwan wa ghufronan
Allahumman inkana muhsinan tujihi min hasanatihi wa inkana musi'an fatajawaz an sayyiatihi
Allahumma adkhilhul jannata min ghoiri munaqoshati hisabin wala sabiqati adzabin
Allahumma insahu fi wihdatihi wafi wahsyatihi wafi ghorbatihi
Allahumma anzilhu munzalan mubarokan wa anta khoirul munzilin
Allahumman anzilhu manazilas siddiqin wasy syuhada was sholihin wahasuna ula'ika rofiqo
Allahumma ij'al qobrohu rodhotan min riyadhil jannah wala taj'alhu hufrotan min hufarin niron
Allahumma ifsah lahu fi qobrihi mudda basharihi wafrusy qobrohu min firasyil jannah
Allahumma a'idzhu min 'adzabil qobri wa jafil ardi an janbaiha
Allahumma amalan qobrohu bir ridho wannur wal fashata wassurur

Nas'alullahal afwa wal afiyah


3. BACAAN DOA SAAT MENDAPAT MUSIBAH KEMATIAN
Apabila salah satu dari keluarga terdekat kita wafat atau meninggal dunia, baca doa berikut:

إنَّا ِللهِ وإنَّا إلَيْهِ رَاجِعُوْن الَلهُمَّ عِنْدَكَ أَحْتَسِبُ مُصِيْبَتي فَأجِرْنِي ِفيها وَأَبْدِلْني ِمنْها خَيرًا

Teks tulisan latin:

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Allahumma 'indaka ahtasibu musibati fa ajirni fiha wa abdilni minha khaira

Artinya: Sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya kami kembali.
Ya Allah aku pasrah padaMu atas musibah ini, maka berilah aku pahala dan gantilah dengan yang lebih baik.


4. BACAAN DOA TA'ZIYAH (ZIARAH KEMATIAN)UNTUK KELUARGA YANG DITINGGAL

Apabila kita ta'ziyah atau mengunjungi orang yang wafat, maka baca doa berikut saat bertemu dengan tuan rumah atau keluarga yang ditinggalkan (yang tertimpa musibah):

أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ وَأحْسَنَ عَزَائَكَ وغَفَرَ ِلمَيِّتِكَ

Teks latin:
A'dzamaallahu ajroka wa ahsana 'aza'aka wa ghafara limayyitika

Artinya: Semoga Allah mengagungkan pahalamu, mengindahkan sabarmu dan memaafkan mayitmu.


5. KEUTAMAAN BERSABAR SAAT TERTIMPA MUSIBAH

Allah memerintahkan umat Islam untuk bersabar saat tertimpa musibah. Termasuk musibah kematian saat orang yang paling kita cintai meninggalkan kita. Dalam QS Al Baqarah 2:155-157 Allah berfirman

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ{155} الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ{156} أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.


Panduan Shalat Jenazah

Shalat jenazah adalah shalat yang dilakukan untuk memberi penghormatan terakhir pada seorang muslim yang sudah meninggal baik itu perempuan atau laki-laki. Anak kecil atau orang tua. Solat jenazah ada dua macam yaitu salat ghaib dan salat jenazah (hadir). Salat ghaib adalah salat jenazah yang dilakukan tidak dihadapan mayit (jenazahnya berada ditempat lain atau sudah dimakamkan). Salat jenazah hadir atau disebut dengan solat jenazah saja adalah salat jenazah yang dilakukan di depan mayit dan dilaksanakan sebelum pemakaman.

    I. Tata cara solat Jenazah Hadiri.
    II. Tata cara solat jenazah Ghaib
    III . Bacaan dalam salat jenazah yang lebih lengkap
    IV. Doa solat Jenazah Setelah Takbir Keempat Lengkap
 



I. TATA CARA SOLAT JENAZAH

1. a. Niat salat jenazah laki-laki sebagai berikut:
اُصَلِّي علي هذا الَميّتِ ِلله تعالي
b. Niat shalat janazah perempuan sebagai berikut:
اصلي علي هذه الميتة لله تعالي
c. Apabila dilakukan secara berjemaah, tambahkan kata ma'muman atau imaman (sesuai posisi anda) sebelum kata lillahi ta'ala.

2. Salat janazah dilakukan dengan berdiri saja. Tanpa duduk.
3. Jumlah takbir salat jenazah ada empat.
a. Takbir pertama membaca: Surat Al Fatihah
b. Takbir kedua membaca sholawat Nabi. Contoh, allahumma solli ala Sayyidina Muhammad
اللهُمّ صلِّ علَي سَيِدِنا مُحمّد
c. Takbir ketiga membaca doa untuk mayit. Contoh, allahumma ighfir lahu (laha) wa afihi wa'fu 'anhu
اللهم اغْفِرْ لَه وعافِهِ واعْفُ عنه
d. Takbir keempat membaca salam sbb: assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Niat yang lengkap (hukumnya sunnah):
أصلِّي علي هذا الميت أربَعَ تَكبيرات فَرْضَ الكِفايَةِ لله تعالي

II. TATA CARA SOLAT JENAZAH GHAIB

Tata cara salat ghaib pada dasarnya sama persis dengan salat jenazah yang hadir yaitu sama-sama dilakukan dengan berdiri saja dan takbirnya ada empat takbir.

Yang sedikit berbeda adalah niatnya dan situasinya.
عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ وأَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ

أللَهُمَ نَزَّلَ بِكَ وَأَنْتَ خَيْرٌ مَنْزُولٌ بِهِ وأََصْبَحَ فَقِيْرًا إلي رَحْمتِكَ وأنت غَِنٌِيٌ عَنْ عَذَابِهِ وقَدْ جِِئْناكَ رَاغِبِين إلَيْكَ شُفَعاءً لَهُ

ألَلهُمَ إِنْ كَانَ محُسِنًا فَزِدْهُ فيِ إِحْسَانِهِ وإِنْ كانَ مُسِيئًا فَتَجاوَزْ عَنْهُ ولَقِّهِ بِرَحْمَتِكَ الأََمْنَ مِنْ عَذابِكَ تَبْعَثُهَ إليَ جَنَتِكَ يا أَرْحَمَ الرَاحِمين
1. Niat salat jenazah ghaib adalah ushalli ala al mayyiti al ghaibi lillahi ta'ala
اصلي علي الميت الغائب لله تعالي
2. Salat ghaib dilakukan apabila mayit sudah dimakamkan atau yang mau mensalati berada di tempat lain.


III. TATA CARA, DAN BACAAN SOLAT JENAZAH YANG DISUNNAHKAN

 
Doa dan bacaan yang dibaca saat shalat jenazah pada poin I sudah cukup dan sah. Berikut tata cara/perilaku dan bacaan yang lebih lengkap yang disunnahkan dibaca.

1. Mengangkat kedua telapak tangan sampai sebatas bahu, lalu meetakkannya di antara dada dan pusar pada setiap takbir.
2. Menyempurnakan lafadz niat sebagai berikut: Ushalli 'ala hadzal mayyiti (kalau mayit laki-lai) atau Ushalli 'ala hadzihil maytati (kalau mayit perempuan) fardhal kifayati (makmuman/imaman) lillahi ta'ala.

أُصَلِي علي هذا الميت فرضَ الكِفاية لله تعالي

3. Memelankan bacaan fatihah.
4. Membaca ta'awwudz ('a'udzubillah dst) sebelum membaca al Fatihah pada takbir pertama

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
5. Tidak membaca do'a iftitah (kabiron wal hamdulillahi katsiron.. dst) pada/setelah takbir pertama.
6. Membaca hamdalah (alhamdulillah) sebelum membaca shalawat.
7. Menyempurnakan bacaan shalawat pada takbir ketiga, sebagai berikut:

أللهم صَلِّ علي سيدنامحمد وعلي ألِ سيدنا محمد كما صَلَيْتَ علي سيدنا إبراهيم وعلي أل سيدنا إبراهيم وبارِكْ علي سيدنا محمد وعلي أل سيدنا محمد كما باركت علي سيدنت إبراهيم وعلي أل سيدنا إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد
8. Membaca do'a setelah takbir keempat sebagai berikut: allahumma la tahrimna ajrohu (ajroha -- kalau mayit perempuan) wala taftinna ba'dahu. waghfir lana walahu.

اللهُمّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنّا بَعدَهُ واغْفِرْ لنا ولَهُ

9. Menyempurnakan doa
10. Menyempurnakan salam kedua: Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
11. Dilakukan di masjid.


IV. DOA SOLAT JENAZAH SETELAH TAKBIR KEEMPAT LENGKAP

Tata cara dan doa solat jenazah dalam poin I sudah sah dan mencukupi. Kalau ingin memperpanjang bacaan dalam setiap takbir, Anda dapat mengikuti panduan dalam poin III. Untuk bacaan do'a pada/setelah takbir keempat yang lebih sempurna, Anda dapat membaca do'a berikut:


اللهم اغْفِرْ لَهُ وارْحَمهُ وعافِهِ واعفُ عنه وأَكْرِمْ نُزولَهُ ووسِّعْ مَدخلَهُ واغْسِلْهُ بِماءٍ وثَلْج وبَرَدٍ ونَقِهِ من الخَطابا كما يُنَقَي الثَوبُ الأَبْيَضُ مِنِ الدَنَسِ وأَبْدِلْهُ دارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وأَهْلًا خَيْراً من أهلِهِ وَزَوْجًا خَيْراً مِن زَوْجِهِ وَقِهِ فِتْنَةَ القَبْرِ وعَذَابَ النارِ اللَهُمّ اغْفِرْ ِلحَيِنا ومَيِتِنا وشاهِدِنا وغائِبِنا وصَغيرِنا وكَبيرِنا وذَكَرِنا وأُنْثانا

أللهم مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنا فَأَحْيِهِ عليَ الإسلام ومَنْ تَوَفَيْتَهُ مِنا فَتَوفَهُ علي الإِيمان
اللهم هَذَا عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدُكَ خَرَجَ مِنْ رُوْحِ الدُنْيَا وَسَعَتِها ومَحبُوبِها وأَحِبائِها فيها إليَ ظُلْمَةِ القَبْرِ وَمَا هُوَ لاَقِيَهُ كَانَ يَشْهَدُأَنْ لاإلَهَ إلاّ أنتَ وأنّ مُحمدًا 


sumber : www.alkhoirot.net
 


Kelebihan Meninggal Dunia pada Bulan Ramadhan dan hari Jum'at

I. Kemudahan Meninggal Dunia pada Bulan Ramadhan

Kami tidak/belum menemukan hadits yang secara khusus menjelaskan adanya kemudahan bagi orang yang meninggal dunia pada bulan Ramadhan.

Apabila ada pembaca yang mengetahuinya, baik hadits shahih maupun dha’if, maka kami akan sangat berterima kasih apabila berkenan menyampaikan itu kepada kami.

Namun demikian, secara umum dapat dijelakan bahwa sesungguhnya Allah yang Maha Pencipta semua makhluk Yang Maha Tinggi telah melebihkan sebagian makhluk atas yang lainnya, dan memuliakan golongan tertentu yang dikehendakinya. Dia telah menciptakan manusia dan memuliakan para Nabi dari golongan manusia, Dia telah menciptakan berbagai tempat dan memuliakan mesjid sebagai tempat yang terpilih, dan menciptakan bulan-bulan dan memuliakan Ramadhan dari bulan-bulan tersebut. Allah Ta'ala berfirman:

Artinya : (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil (Q.S.al-Baqarah : 185)

Berikut ini beberapa hadits shahih yang menjelaskan keutamaan bulan Ramadhan, antara lain :

1. Sabda Rasulullah SAW

إذا دخل شهر رمضان فتحت أبواب السماء، وغلقت أبواب جهنم، وسلسلت الشياطين

Artinya : Apabila bulan Ramadhan datang, maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta dibelenggulah setan-setan. (H.R. Bukhari)

2. Sabda Rasulullah SAW

ومن صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

Artinya : Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala kepada Allah, maka diampuni dosanya yang telah lampau.(H.R. Bukhari)

Memperhatikan hadits-hadits di atas, diketahui bahwa secara umum bulan Ramadhan merupakan bulan rahmat dimana pintu syurga terbuka, syaithan terbelenggu dan keampunan terbuka lebar. Ini tentunya apabila ada amalan yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan penuh harap hanya keridhaan Allah SWT.

Dan tentunya apabila seorang muslim yang taqwa yang sedang beramal dalam bulan Ramadhan dengan keikhlasan dan mengharap keampunan dosa dari Allah, tiba-tiba meninggal dunia yang fana ini pada bulan ini, maka Insya Allah dia akan mendapat balasan yang berlimpah sesuai dengan janji-Nya.

II. Kemudahan meninggal dunia pada malam atau siang Jum'at

Adapun hadits yang menjelaskan keutamaan meninggal pada malam atau siang Jum’at antara lain telah sebut oleh al-Ghazali dalam al-Ihya, yaitu sabda Rasulullah SAW berbunyi :

من مات يوم الجمعة ﺍﻭﻟﻴﻟﺔ الجمعة ﻛﺘﺐ ﺍﷲ ﻟﻪ ﺃﺠﺭ ﺷﻬﻴﺩ وقي عذاب القبر

Artinya : Barangsiapa yang meninggal pada hari Jumat atau malamnya, niscaya dituliskan oleh Allah SWT baginya pahala syahid dan terpelihara dari fitnah kubur.

Al-‘Iraqi memberitahukan bahwa hadits ini telah dikeluar oleh Abu Na’im dalam al-Haliyah dari hadits Jabir dengan kualiatas haditsnya dha’if.[4] Senada dengan hadits ini sabda Rasulullah SAW riwayat Turmidzi dari Rabi’ah bin Saif dari Ibnu Umar dengan lafazh :

ﻣﺎ ﻣن ﻣﺴﻠﻡ ﻳﻣﻭﺖ يوم الجمعة ﺍﻭﻟﻴﻟﺔ الجمعة ﺇﻻ وﻗﺎﻩ ﺍﷲ ﻔﺘﻨﺔ القبر

Artinya : Tidak ada seorang muslim yang meninggal pada hari atau malam Jum’at kecuali Allah akan menjauhinya dari fitnah kubur (H.R. Turmidzi, beliau mengatakan, hadits ini gharib dan isnadnya tidak bersambung)

Hadits riwayat Turmidzi di atas tidak bersambung sanadnya karena Rabi’ah bin Saif tidak mendengar hadits dari Ibnu Umar. Namun demikian, menurut keterangan al-‘Iraqi hadits ini telah di-washal (bersambung sanad) oleh Turmidzi al-Hakim dalam kitab al-Nawadir dengan menambah nama ‘Iyadh bin ‘Aqabah al-Fahry di antara keduanya (Rabi’ah bin Saif dan Ibnu Umar).[

Abu Ya’la juga ada meriwayat hadits yang senada dengan hadits di atas dari Anas bin Malik dengan lafazh Rasulullah SAW bersabda :

من مات يوم الجمعة وقي عذاب القبر

Artinya : Barangsiapa yang meninggal pada hari Jumat, niscaya terpelihara dari azab kubur (H.R. Abu Ya’la, menurut keterangan al-Haitsami, pada hadits ini ada Yazid al-Riqasyi dan dia diperkatakan)

Menurut hemat kami, meskipun hadits-hadits di atas adalah dhaif, tetapi telah datang hadits-hadits tersebut dalam jalur yang berbeda sehingga satu sama lainnya saling menguatkan, apalagi hadits riwayat Turmidzi di atas telah datang pada jalur lain dengan jalan muttashil (bersambung) sebagaimana telah dijelakan di atas. Dengan demikian, boleh dijadikan pegangan dalam menjelaskan keutamaan hari atau malam Jum’at. Lebih-lebih lagi sebagaimana dimaklumi banyak hadits-hadits shahih yang secara umum menjelaskan bahwa hari Jum’at merupakan hari yang mempunyai keutamaan dibandingkan hari lain lainnya, antara lain :

خير يوم طلعت عليه الشمس يوم الجمعة. فيه خلق آدم. وفيه أدخل الجنة. وفيه أخرج منها

Artinya : Sebaik-baik hari yang terbit matahari padanya adalah hari Jum’at, hari Adam diciptakan, dimasukkan Surga dan dikeluarkan darinya.(H.R. Muslim)

~ TGK H JAFAR SIDDIQ ST HT

Sesungguhnya sudah menjadi janji Allah swt untuk memasukkan setiap hamba-Nya yang beriman kepadanya serta beramal sholeh sebagaimana firman-Nya :

وَالَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Artinya : ”Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqoroh : 82)

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ

Artinya : ”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl : 97)

Janji Allah swt untuk memasukkan mereka kedalam surga-Nya tidaklah terbatas di bulan ramadhan saja akan tetapi di semua bulan dan di semua waktu selama orang tersebut betul-betul beriman dan beramal shaleh.

Adapun keutamaan bagi orang yang meninggal dalam keadaan berpuasa terdapat didalam riwayat Ahmad bahwa Nabi saw bersabda,”Barangsiapa yang mengatakan Laa Ilaha Illalah dengan hanya mengharapkan redho Allah lalu meninggal dalam keadaan seperti itu maka dia masuk surga. Barangsiapa yang berpuasa suatu hari dengan hanya mengharapkan redho Allah lalu meninggal dalam keadaan seperti itu maka dia masuk surga. Barangsiapa yang bersedekah dengan suatu sedekah dengan hanya mengharapkan redho Allah lalu meninggal dalam keadaan seperti itu maka dia masuk surga.” Syeikh Al Bani mengatakan bahwa sanadnya shahih.

Ayat-ayat dan hadits diatas adalah khusus bagi hamba-hamba Allah yang beriman dan meninggal dalam keadaan beriman serta mengharapkan redhonya didalam amal-amal shalehnya tidak terkecuali jika hal itu terjadi di bulan ramadhan.

Akan tetapi hal ini tidaklah bisa digeneralisir kepada semua orang yang meninggal di bulan ramadhan. Bagaimana mungkin seorang yang meninggal di bulan Ramadhan sementara ia tidak beriman kepada Allah atau tidak berpuasa atau berpuasa akan tetapi tidak dilakukannya semata-mata mengharapkan redho-Nya lalu dimasukkan ke surga?

Dan tidaklah ada dalil yang menyebutkan keutamaan secara khusus terhadap orang yang semata-mata meninggal di bulan ramadhan akan masuk surga.


Wallahu A’lam


 Ciri Ciri Seseorang 100 Hari Sebelum Meninggal Dalam Islam.

Kematian adalah takdir kodratnya manusia , kematian adalah pintu antara dunia dan akhirat semua orang pasti akan meninggal karena innalillahi wa inna ilaihi rojiun , hanya allah yang tau kapan tepatnya kita akan dipanggil oleh Allah SWT , berikut tanda tandanya


Tanda 100 hari mau meninggal

Ini adalah tanda pertama dari Allah SWT kepada hambanya dan hanya akan disadari oleh mereka yang dikehendakinya. Walau bagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini cuma saja mereka sadar atau tidak.

Tanda ini akan berlaku lazimnya selepas waktu Asar. Seluruh tubuh iaitu dari hujung rambut sehingga ke hujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan mengigil. Contohnya seperti daging lembu yang baru saja disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti, kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar.

Tanda ini rasanya lezat dan bagi mereka yang sadar dan berdetik di hati bahwa mungkin ini adalah tanda mati, maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah kita sadar akan kehadiran tanda ini.

Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian, tanda ini akan lenyap begitu saja tanpa sembarang manfaat.

Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda ini maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.


Tanda 40 hari sebelum hari meninggal

Tanda ini juga akan berlaku sesudah waktu Asar. Bahagian pusat kita akan berdenyut- denyut. Pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang letaknya di atas Arash Allah SWT.

Maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mulai membuat persediaannya ke atas kita, antaranya ialah ia akan mula mengikuti kita sepanjang masa. Akan terjadi malaikat maut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan- akan bingung seketika. Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.


Tanda 7 hari sebelum hari meninggal

Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah kesakitan di mana orang sakit yang tidak makan, secara tiba-tiba ia berselera untuk makan.


Tanda 3 hari sebelum meninggal

Pada ketika ini akan terasa denyutan di bahagian tengah dahi kita iaitu diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat dikesan, maka berpuasalah kita selepas itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti. Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan- lahan jatuh dan ini dapat dikesan jika kita melihatnya dari bahagian sisi. Telinganya akan layu dimana bagian ujungnya akan beransur-ansur masuk ke dalam. Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan- lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.




Tanda 1 hari sebelum meninggal

Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang yaitu di kawasan ubun- ubun di mana ini menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu Asar keesokan harinya.



Tanda akhir sebelum meninggal

Akan terjadi keadaan di mana kita akan merasakan sejuk di bagian pusat dan rasa itu akan turun ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bahagian halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimah Syahadah dan berdiam diri dan menantikan kedatangan malaikat maut untuk menjemput kita kembali kepada Allah SWT yang telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan pula.

Sesengguhnya mengingati mati itu adalah bijak.

Peringatan 3, 7, 20, 40, 100 Hari Orang Yang Meninggal

--
Tradisi yang berkembang dikalangan NU, jika ada orang yang meningal, maka akan diadakan acara tahlilan, do’a, dzikir fida dan lain sebagainya. Untuk mendo’akan orang yang meningal dan biasanya dibarengi dengan jamuan makanan sebagai sodaqoh untuk simayit.
Dalil yang digunakan hujjah dalam masalah ini yaitu sebagaimana disebutkan dalam kitab al-Hawi li-Al-Fatawi li as-syuyuti, Juz II, hlm 183

قَالَ طَاوُسِ: اِنَّ اْلمَوْتَى يُفْتَنُوْنَ فِىْ قُبُوْرِهِمْ سَْعًا فَكَانُوْا يُسْتَحَبُّوْنَ أَنْ يُطْعِمُوْا عَنْهُمْ تِلْكَ اْلاَيَّامِ-اِلَى اَنْ قَالَ-عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرِ قَالَ: يُفْتَنُ رَجُلَانِ مُؤْمِنٍ وَمُنَافِقٍ فَأَمَّا اْلمُؤْمِنُ فَيُفْتَنُ سَبْعًا وَاَمَّا الْمُنَافِقُ يُفْتَنُ اَرْبَعِيْنَ صَبَاحًا.

Imam Thawus berkata : seorang yang mati akan beroleh ujian dari Alloh dalam kuburnya selama tujuh hari. Untuk itu, sebaiknya mereka (yang masih hidup) mengadakan sebuah jamuan makan (sedekah) untuknya selama hari-hari tersebut. Sampai kata-kata: dari sahabat Ubaid Ibn Umair, dia berkata: seorang mu’min dan seorang munafiq sama-sama akan mengalami ujian dalam kubur. Bagi seorang mu’min akan beroleh ujian selama 7 hari, sedang seorang munafik selama 40 hari diwaktu pagi.

Dalil diatas adalah sebuah atsar yang menurut Imam As-Syuyuty derajatnya sama dengan hadis marfu’ Mursal maka dapat dijadikan hujjah makna penjelasannya:

اِنَّ أَثَرَ طَاوُسَ حُكْمُهُ حُكْمُ اْلحَدِيْثِ الْمَرْفُوْعِ اْلمُرْسَلِ وَاِسْنَادُهُ اِلَى التَّابِعِى صَحِيْحٌ كَانَ حُجَّةً عِنْدَ اْلاَئِمَّةِ الثَّلَاثَةِ اَبِي حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَاَحْمَدَ مُطْلَقًا مِنْ غَيْرِ شَرْطٍ وَاَمَّا عِنْدَ الشَّافِعِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَاِنَّهُ يَحْتَجُ بِاْلمُرْسَلِ اِذَا اعْتَضَدَ بِاَحَدِ أُمُوْرٍ مُقَرَّرَةٍ فِى مَحَلِهَا فِيْهَا مَجِيْئِ آخَرَ اَوْ صَحَابِيِّ يُوَافِقُهُ وَالْاِعْتِضَادِ هَهُنَا مَوْجُوْدٌ فَاِنَّهُ رُوِيَ مِثْلُهُ عَنْ مُجَاهْدِ وَعَْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرِ وَهُمَا تَابِعِيَانِ اِنْ لَمْ يَكُنْ عُبَيْدٌ صَحَابِيًا.

Jka sudah jadi keputusan, atsar (amal sahabat Thawus) diatas hukumnya sama dengan hadist Marfu’ Mursal dan sanadnya sampai pada tabi’in itu shahih dan telah dijadikan hujjah yang mutlak(tanpa syarat) bagi tiga Imam (Maliki, Hanafi, Hambali). Untuk Imam as-Syafi’i ia mau berhujjah dengan hadis mursal jika dibantu atau dilengkapi dengan salah satu ketetapan yang terkait dengannya, seperti adanya hadis yang lain atau kesepakatan Shahabat. Dan, kelengkapan yang dikehendaki Imam as-Syafi’i itu ada, yaitu hadis serupa riwayat dari Mujahid dan dari ubaid bin Umair yang keduanya dari golongan tabi’in, meski mereka berdua bukan sahabat.

Lebih jauh, Imam al-Syuyuti menilai hal tersebut merupakan perbuatan sunah yang telah dilakukan secara turun temurun sejak masa sahabat.
Kesunnahan memberikan sedekah makanan selama tujuh hari merupakan perbuatan yang tetap berlaku hingga sekarang (zaman imam as-Syuyuti, abad x Hijriyah) di mekah dan Madinah. Yang jelas, kebiasaan itu tidak pernah ditinggalkan sejak masa sahabat Nabi Muhammad SAW sampai sekarang ini, dan tradisi itu diambil dari Ulama Salaf sejak generasi pertama (masa Sahabat Nabi Muhammad SAW).”

Selanjutnya dalam Hujjah Ahlussunnh Wal jama’ah, juz 1 hlm. 37 dikatakan:

قَوْلُهُ-كَانُوْا يُسْتَحَبُّوْنَ-مِنْ بَابِ قَوْلِ التَّابِعِي كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ-وَفِيْهِ قَوْلَانِ لِاَهْلِ الْحَدِيْثِ وَاْلاُصُوْلِ أَحَدُهُمَا اَنَّهُ اَيْضًا مِنْ بَابِ اْلمَرْفُوْعِ وَأَنَّ مَعْنَاهُ: كَانَ النَّاسُ يَفْعَلُوْنَ فِى عَهْدِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَعْلَمُ بِهِ وَيُقِرُّ عَلَيْهِ.

(Kata-kata Imam thawus), pada bab tentang kata-kata Tabi’in, mereka melaksanakannya. Dalam hal ini ada dua pendapat: pendapat ahli Hadis dan Ahli Ushul yang salah satunya termasuk hadis Marfu’ maksudnya orang-orang dizaman Nabi melaksanakan hal itu, Nabi sendiri tahu dan menyetujuinya.

Dalam kitab Nihayah al-Zain, Juz I, halaman 281 juga disebutkan:

وَالتَّصَدُّقُ عَنِ اْلمَيِّتِ بِوَجْهٍ شَرْعِيٍّ مَطْلُوْبٌ وَلَا يُتَقَيَّدُ بِكَوْنِهِ فِيْ سَبْعَةِ اَيَّامٍ اَوْ اَكْثَرَ اَوْ اَقَلَّ وَتَقْيِيْدُهُ بِبَعْضِ اْلاَيَّامِ مِنَ اْلعَوَائِدِ فَقَطْ كَمَا اَفْتَى بِذَلِكَ السَّيِّدِ اَحْمَدء دَحْلَانِ وَقَدْ جَرَتْ عَادَةُ النَّاسِ بِالتَّصَدُّقِ عَنِ اْلمَيِّتِ فِي ثَالِثٍ مِنْ مَوْتِهِ وَفِي سَابِعٍ وَفِيْ تَمَامِ اْلعِشْرِيْنَ وَفِي اْلاَرْبَعِيْنَ وَفِي الِمأَةِ وَبِذَلِكَ يُفْعَلُ كُلَّ سَنَةٍ حَوْلًا فِي اْلمَوْتِ كَمَا اَفَادَهُ شَيْخَنَا يُوْسُفُ السُنْبُلَاوِيْنِيْ.

Di anjurkan oleh syara’ shodaqoh bagi mayit,dan shodaqoh itu tidak di tentukan pada hari ke tujuh sebelumnya maupun sesudahnya.sesungguhnya pelaksanaan shodaqoh pada hari-hari tertentu itu cuma sebagai kebiasaan (adat) saja,sebagaimana fatwa Sayid Akhmad Dahlan yang mengatakan ”Sungguh telah berlaku dimasyarakat adanya kebiasaan bersedekah untuk mayit pada hari ketiga dari kematian, hari ketujuh, dua puluh, dan ketika genap empat puluh hari serta seratus hari. Setelah itu dilakukan setiap tahun pada hari kematiannya. Sebagaimana disampaikan oleh Syaikh Yusuf Al-Sumbulawini.

Adapun istilah 7 “tujuh hari” dalam acara tahlil bagi orang yang sudah meninggal, hal ini sesuai dengan amal yang dicontohkan sahabat Nabi SAW. Imam Ahmad bin Hanbal RA berkata dalam kitab Al-Zuhd, sebagaimana yang dikutip oleh Imam Suyuthi dalam kitab Al-Hawi li Al-Fatawi:

حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ اْلقَاسِمِ قَالَ حَدَّثَنَا اْلأَشْجَعِيُّ عَنْ سُفْيَانَ قَالَ: قَالَ طَاوُسُ: إِنَّ اْلمَوْتَ يُفْتَنُوْنَ فِي قُبُوْرِهِمْ سَبْعًا فَكَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ أَنْ يُطْعِمُوْا عَنْهُمْ تِلْكَ اْلأَيَّامِ (الحاوي للفتاوي,ج:۲,ص:۱۷۸)

“Hasyim bin Al-Qasim meriwayatkan kepada kami, ia berkata, “Al-Asyja’i meriwayatkan kepada kami dari Sufyan, ia berkata, “Imam Thawus berkata, “Orang yang meninggal dunia diuji selama tujuh hari di dalam kubur mereka, maka kemudian para kalangan salaf mensunnahkan bersedekah makanan untuk orang yang meninggal dunia selama tujuh hari itu” (Al-Hawi li Al-Fatawi, juz II, hal 178)

Imam Al-Suyuthi berkata:

أَنَّ سُنَّةَ اْلإِطْعَامِ سَبْعَةَ أَيَّامٍ بَلَغَنِي أَنَّهَا مُسْتَمِرَّةٌ إِلَى اءلآنَ بِمَكَّةَ وَاْلمَدِيْنَةَ فَالظَّاهِرُ أَنَّهَا
لمَ ْتَتْرُكْ مِنْ عَهْدِ الصَّحَابَةِ إِلَى اْلآنَ وَأَنَّهُمْ أَخَذُوْهَا خَلَفًا عَنْ سَلَفٍ إِلَى الصَّدْرِ اْلأَوَّلِ (الحاوي للفتاوي,ج:۲,ص:۱۹۴)

“Kebiasaan memberikan sedekah makanan selama tujuh hari merupakan kebiasaan yang tetap berlaku hingga sekarang (zaman imam Suyuthi, sekitar abad IX Hijriah) di Makkah dan Madinah. Yang jelas, kebiasaan itu tidak pernah ditinggalkan sejak masa sahabat Nabi SAW sampai sekarang ini, dan tradisi itu diambil dari ulama salaf sejak generasi pertama (masa sahabat SAW)” (Al-Hawi li Al-Fatawi, juz II, hal 194)

Dari beberapa dalil diatas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan masyarakat NU tentang penentuan hari dalam peringatan kematian itu dapat dibenarkan secara syara’.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tabung Haji Umroh

Doa-doa Nabi dan Rasul yang Mustajab