Haji
Kita seringkali mendengar atau bahkan melihat, banyak umat muslim yg melaksanakan ibadah haji berulang kali. Fenomena ini ternyata tidak saja dilakukan/terjadi di Indonesia, namun juga terjadi di negara2 lain.
Nah, pertanyaanya, bagaimana sih hukumnya naik haji berulangkali?
Sejujurnya, aku belum pernah naik haji, jadi mungkin ’sedikit’ tidak kompeten untuk bicara masalah haji. Namun, aku pikir, tidak ada salahnya kan? Toh, tidak berdosa karenanya… ;-)
Aku cari2 referensi di internet dan buku2 mengenai haji, ditemukan bahwa Rasululloh SAW HANYA BERHAJI SEKALI seumur hidup. Sebelumnya, beliau hanya ber-UMROH.
Referensi di atas dijadikan ‘patokan’ bagi banyak orang bahwa haji itu cukup sekali, tidak perlu berkali-kali. Jika memang kelebihan rejeki harta, lebih baik hartanya disumbangkan ke yayasan ataupun keluarga miskin. Hal ini dikarenakan harta tersebut akan lebih berguna (untuk khalayak ramai) dibandingkan jika digunakan untuk berhaji (bermanfaat hanya untuk diri sendiri, asumsi banyak orang).
Patokan di atas kian dikuatkan dengan salah satu cerita ulama mengenai seseorang (si fulan) yg batal berhaji karena (uang) bekal untuk berhaji diberikan kepada sebuah keluarga yg kelaparan. Batalnya dia berhaji ternyata tidak membuat pahala hajinya berkurang, bahkan ALLOH SWT menjadikan para jama’ah haji yg berada di Mekkah menjadi haji yg mabrur karena amalan si fulan ini. *insya ALLOH aku akan muat cerita ini di lain waktu*
Walhasil, jama’ah haji (terutama dari Indonesia) yg ingin menuaikan ibadah haji untuk kesekian kalinya terkadang bingung dan merasa ‘bersalah’ karena sering dituding tidak peduli (egois) dg masyarakat miskin yg ada di sekitarnya. Mereka dituduh mencari ‘asyiknya’ sendiri dalam beribadah.
Hmmm….dalam satu pengajian, seorang ustadz menyatakan sebuah hadits, bahwa Rasululloh SAW TIDAK MELARANG naik haji berkali-kali. *aku belum cari referensinya di banyak tempat, jadi aku masih ‘meragukan’ hadits yg disampaikan ustadz tersebut*.
Lalu, bagaimana kita mesti bersikap?
1. Memaklumi keinginan mereka. Siapa tahu orang yg berhaji berulangkali tersebut karena rasa rindu yg luar biasa terhadap Mekkah/Madinah. Menurut cerita orang2 yg sudah naik haji lebih dari sekali, alasan mereka berulangkali berhaji karena mereka MERASAKAN KENIKMATAN IBADAH YG LUAR BIASA. Bahkan, seorang ustadz pernah mengatakan, tiap kali orang tersebut berhaji, dia akan merasakan kerinduan yg luar biasa, tiap kali dia hendak pulang ke tanah airnya. Mungkin jika kita mengalami sendiri perasaan nikmat ibadah ini (dan ingin selalu berhaji tiap tahunnya), kita akan menjadi lebih bijak terhadap keinginan orang2 yg berhaji berulangkali. :-)
2. Bersyukur bahwa amanah/titipan harta yg diberikan ALLOH SWT kepada mereka, digunakan dengan baik, di jalan ALLOH SWT (untuk beribadah). Banyak kita saksikan orang2 kaya yg menghambur-hamburkan hartanya untuk keperluan yg tidak bermanfaat, bahkan cenderung untuk hal2 yg bertentangan dg perintah agama. Berjudi, berfoya-foya, merupakan sebagian kegiatan tidak bermanfaat yg dilakukan orang2 kaya yg tidak tahu/tidak mengerti bahwa harta merupakan amanah dari ALLOH SWT.
3. (berkaitan dg poin 2) Bersyukur (lagi) bahwa ghirah (semangat) ibadah mereka cukup tinggi. Banyak orang kaya, yg pernah berhaji, setelah punya uang digunakan untuk berlibur ke eropa, amerika dan tempat2 lain. Aku bukannya menentang atau sok mengatur, tapi jika uang tersebut digunakan untuk berhaji, manfaatnya cukup jelas, daripada sekedar jalan2 ‘tidak jelas’. Cerita seorang ustadz tentang jama’ah hajinya (yg berulangkali berhaji) yg memilih untuk berhaji dibandingkan dg jalan2 ‘ga jelas’, selain karena kerinduannya untuk datang lagi…lagi..dan lagi…seakan tak ada bosannya untuk mengunjungi Baitullah.
Aku sendiri punya pikiran tidak muluk2. Aku juga ingin berhaji…namun jika hendak berhaji berikutnya, aku berharap aku sudah bisa membantu warga2 miskin yg ada di lingkungan sekitar. Dengan demikian, aku beribadah ‘untuk diri sendiri’ (berhaji) dan beribadah untuk kemaslahatan umat (dg mencukupi/membantu warga2 miskin sekitar).
Cita-cita/keinginan anda sendiri bagaimana…?? Berhaji sekali atau berulangkali? Atau ada pendapat lain?? ;-)
JENIS-JENIS HAJI :
1. HAJI INFRAD
Yaitu Melaksanakan secara terpisah antara haji dan umrah, dimana masing-masing dikerjakan tersendiri, dalam waktu berbeda tetapi tetap dilakukan dalam satu musim haji. Pelaksanaan ibadah Haji dilakukan terlebih dahulu selanjutnya melakukan Umrah dalam satu musim haji atau waktu haji.
Dibatas miqat sebelum memasuki Mekah jemaah haji harus sudah memakai pakaian ihram serta niat untuk melaksanakan "Ibadah Haji" sekaligus "Ibadah Umrah". Jama'ah harus tetap berpakaian ihram sampai selesai melaksanakan kedua ibadah tersebut yaitu sejak tiba di Mekah sampai lepas hari Arafah 9 Zulhijah. Selama memakai pakaian ihram segala larangan harus ditaati dan jema'ah yang memilih haji ifrad disunatkan melakukan Tawaf Qudum, yaitu tawaf sunat saat baru tiba di Mekah. Haji Ifrad memang paling berat tetapi juga paling tinggi kualitasnya karena itu yang melaksanakan Haji Ifrad tidak dikenakan Dam atau denda
PELAKSANAAN HAJI IFRAD
MIQAT ditanah air. Bagi yang memilih miqat ditanah air hendaknya melakukan persiapan ihram untuk haji sabagai berikut :
- Memotong Kuku.
- Memotong rambut secukupnya.
- Mandi sunnat ihram.
- Memakai wangi-wangian.
- Memakai pakaian ihram.
MIQAT di Saudi. Jama'ah haji yang datang ketanah suci lebih awal biasanya akan berangkat duluan ke Madinah. Nanti mendekati "Hari Arafah" 9 Zulhijah baru menuju Mekah. Miqat dilaksanakan ditanah suci yaitu disalah satu tempat. Ditempat Miqat ini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut :
- Shalat sunnat ihram 2 rakaat, jika mungkin.
- Berniat Haji : Labbaika Allahumma' Hajjan.
- Diperjalanan ke Mekah banyak-banyak membaca "Talbiah"
Tiba di Mekah jama'ah akan langsung masuk penginapan untuk istirahat sejenak, selama di mekah jema'ah melakukan kegiatan sebagai berikut :
- Melakukan Tawaf Qudum (Tawaf sunnat waktu baru tiba di Mekah).
- Setelah Tawaf boleh langsung Sa'i tetapi tidak boleh tahallul karena Jema'ah haji ifrad boleh tahallul nanti setelah Tawaf dan Sa'i haji dilaksanakan.
PELAKSANAAN UMRAH IFRAD
Setelah melaksanakan "Ibadah Haji"jema'ah harus bersiap lagi untuk melaksanakan "Ibadah Umrah". Persiapan ihram dilakukan dipenginapan di Mekah, dan Miqatnya di Tan'im atau Ji'ranah. Rincian Ibadah Umrah untuk Haji Ifrad adalah sebagai berikut :
- Melakukan persiapan ihram.
- Mandi sunnat ihram.
- Memotong Kuku.
- Memotong rambut secukupnya.
- Memakai wangi-wangian.
- Memakai pakaian ihram, berangkat ke batas Miqat di Tan'im atau Ji'ranah. Disini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut ;
- Shalat sunat ihram 2 rakaat.
- Melafazkan niat umrah : (Labbaika Allahuma Umratan).
- Berangkat ke Mekah dan dalam perjalanan membaca Talbiyah sebanyak-banyaknya.
- Di Mekah jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut.
- Tawaf Umrah
- Melaksanakan Sa'i
- Tahallul
Dengan selesainya pelaksanaan ibadah Umrah ini, selesai pulalah seluruh rangkaian pelaksanaan Haji Ifrad.
PELAKSANAAN HAJI IFRAD
- Tanggal 8 Dzulhijah (pagi), Dari mekah berangkat ke Mina atau langsung ke Arafah.
- Tanggal 8 Dzulhijah (Siang-malam), Mabit atau menginap di Mina sebelum berangkat ke Arafah, sebagaimana yang dilakukan Rasullulah SAW.
- Tanggal 9 Dzulhijah (pagi), Berangkat ke Arafah setelah matahari terbit atau setelah shalat Subuh.
- Tanggal 9 Dzulhijah (siang-sore),
- Berdo'a, zikir, tasbih sambil menunggu waktu wukuf (pada tengah hari).
- Shalat Zuhur dan Ashar di jamak qasar (zuhur 2 rakaat, Ashar 2 rakaat) dilaksanakan pada waktu zuhur
- Setelah shalat laksanakan wukuf dengan berdo'a, zikir, talbiyah, istiqfar terus menerus setengah hari sampai waktu Maqrib.
- Tanggal 9 Dzulhijah (sore-malam), Setelah matahari terbenam segera berangkat ke Muzdalifah. Shalat Maqrib dilaksanakan di Muzdalifah di jamak dengan shalat Isya seperti yang dilakukan Rasulullah.
- Tanggal 9 Dzulhijah (malam),
- Shalat Maqrib dan Isya dijamak ta'khir.
- Mabit (berhenti sejenak) di Muzdalifah, paling kurang sampai lewat tengah malam. sambil mengumpulkan krikil untuk melontar Jumrah Aqabah.
- Mengumpulkan 7 butir batu krikil untuk melontar "Jumrah Aqabah" besok pagi.
- Setelah shalat subuh tanggal 10 Zulhijah
- Tanggal 10 Dzulhijah,
- Melontar Jumrah Aqabah 7 kali.
- Tahallul awal.
- Lanjutkan ke Mekah untuk melakukan tawaf ifadah, Sa'i dan disunatkan tahallul Qubra.
- Harus sudah berada kembali di Mina sebelum Magrib.
- Mabit di Mina, paling tidak sampai lewat tengah malam.
- Tanggal 11 Dzulhijah,
- Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing - masing 7 kali.
- Mabit di Mina, paling tidak sejak sebelum Maqrib sampai lewat tengah malam.
- Tanggal 12 Dzulhijah,
- Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah waktu subuh masing - masing 7 kali.
- Bagi yang Nafar awal, kembali ke Mekah sebelum maqrib ,lanjutkan dengan tawaf ifadah dan Sa'i serta Tahallul Qubra bagi yang belum.
- Bagi yang Nafar Tsani, mabit di Mina.
- Tanggal 13 Dzulhijah (pagi), Bagi yang Nafar Tsani :
- Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing-masing 7 kali
- Tanggal 13 Dzulhijah (siang-malam),
- Tawaf ifadah, Sa'i dan Tahallul Qubra bagi yang belum. Bagi yang sudah melakukan Sa'i sesudah tawaf Qudum (ketika baru tiba di Mekah) tidak perlu Sa'i langsung saja melakukan Tahallul.
- Ibadah Haji selesai.
|
PELAKSANAAN HAJI QIRAN
- Tanggal 8 Dzulhijah (pagi), Dari mekah berangkat ke Mina atau langsung ke Arafah.
- Tanggal 8 Dzulhijah (Siang-malam), Mabit atau menginap di Mina sebelum berangkat ke Arafah, sebagaimana yang dilakukan Rasullulah SAW.
- Tanggal 9 Dzulhijah (pagi), Berangkat ke Arafah setelah matahari terbit atau setelah shalat Subuh.
- Tanggal 9 Dzulhijah (siang-sore),
- Berdo'a, zikir, tasbih sambil menunggu waktu wukuf (pada tengah hari).
- Shalat Zuhur dan Ashar di jamak qasar (zuhur 2 rakaat, Ashar 2 rakaat) dilaksanakan pada waktu zuhur
- Setelah shalat laksanakan wukuf dengan berdo'a, zikir, talbiyah, istiqfar terus menerus setengah hari sampai waktu Maqrib.
- Tanggal 9 Dzulhijah (sore-malam), Setelah matahari terbenam segera berangkat ke Muzdalifah. Shalat Maqrib dilaksanakan di Muzdalifah di jamak dengan shalat Isya seperti yang dilakukan Rasulullah.
- Tanggal 9 Dzulhijah (malam),
- Shalat Maqrib dan Isya dijamak ta'khir.
- Mabit (berhenti sejenak) di Muzdalifah, paling kurang sampai lewat tengah malam. sambil mengumpulkan krikil untuk melontar Jumrah Aqabah.
- Mengumpulkan 7 butir batu krikil untuk melontar "Jumrah Aqabah" besaok pagi.
- Setelah shalat subuh tanggal 10 Zulhijah
- Tanggal 10 Dzulhijah,
- Melontar Jumrah Aqabah 7 kali.
- Tahallul awal.
- Lanjutkan ke Mekah untuk melakukan tawaf ifadah, Sa'i dan disunatkan tahallul Qubra.
- Harus sudah berada kembali di Mina sebelum Magrib.
- Mabit di Mina, paling tidak sampai lewat tengah malam.
- Tanggal 11 Dzulhijah,
- Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing - masing 7 kali.
- Mabit di Mina, paling tidak sejak sebelum Maqrib sampai lewat tengah malam.
- Tanggal 12 Dzulhijah,
- Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah waktu subuh masing - masing 7 kali.
- Bagi yang Nafar awal, kembali ke Mekah sebelum maqrib ,lanjutkan dengan tawaf ifadah dan Sa'i serta Tahallul Qubra bagi yang belum.
- Bagi yang Nafar Tsani, mabit di Mina.
- Tanggal 13 Dzulhijah (pagi), Bagi yang Nafar Tsani :
- Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing-masing 7 kali
- Tanggal 13 Dzulhijah (siang-malam),
- Tawaf ifadah, Sa'i dan Tahallul Qubra bagi yang belum. Bagi yang sudah melakukan Sa'i sesudah tawaf Qudum (ketika baru tiba di Mekah) tidak perlu Sa'i langsung saja melakukan Tahallul.
- Ibadah Haji dan umrah selesai.
Tamattu artinya bersenang-senang adalah melaksanakan Ibadah Umrah terlebih dahulu dan setelah itu baru melakukan Ibadah Haji. setelah selesai melaksanakan Ibadah Umran yaitu : Ihram, tawaf, Sa'i jamaah boleh langsung tahallul, sehingga jama'ah sudah bisa melepas ihramnya. selanjutnya jama'ah tinggal menunggu tanggal 8 Zulhijah untuk memakai pakaian Ihram kembali dan berpantangan lagi untuk melaksanakan Ibadah Haji. Karena kemudahan itulah Jema'ah dikenakan "Dam" atau denda. yaitu menyembelih seekor kambing atau bila tidak mampu dapat berpuasa 10 hari. 3 hari di Tanah Suci, 7 hari di Tanah Air.
Bagi jema'ah yang lebih awal berada di Madinah persiapan ihramnya dilaksanakan di Madinah sedangkan Miqatnya dilakukan di Bir Ali (Zulhulaifah), di jalan raya menuju Mekah sekitar 12 KM dari kota Madinah. Sedangkan bagi jema'ah yang datang belakangan dan langsung ke Mekah miqatnya dapat dilakukan di pesawat udara saat melintas batas miqat. Persiapan Ihram untuk ibadah Umrah sebaiknya dilakukan di tanah air sebelum berangkat.
PELAKSANAAN IBADAH UMRAH HAJI TAMATTU
Bagi Jama'ah haji yang baru berangkat ataupun telah sampai dapat melakukan niat dan melaksanakan tertib haji sebagai berikut :
Persiapan Ihram :
- Memotong Kuku.
- Memotong rambut secukupnya.
- Mandi sunnat ihram.
- Memakai wangi-wangian.
- Memakai pakaian ihram.
MIQAT di Saudi. (Bir Ali, Rabiqh, Zatu Irqin, Qarnul Manazil dan Yalamlam) Ditempat Miqat ini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut :
- Shalat sunnat ihram 2 rakaat, jika mungkin.
- Berniat Haji : Labbaika Allahumma' Umratan
- Diperjalanan ke Mekah membaca "Talbiah" sebanyak-banyaknya.
Tiba di Mekah jama'ah akan langsung masuk penginapan untuk istirahat sejenak, selama di mekah jema'ah melakukan kegiatan sebagai berikut :
- Umrah (Tawaf , Sa'i).
- atau Tawaf saja 7 kali keliling.
Apabila rangkaian ibadah tersebut sudah dilaksanakan, maka selesailah pelaksanaan ibadah Umrah. Jama'ah sudah boleh mengganti pakaian Ihram dengan pakaian biasa, sambil menunggu saatnya pelaksanaan ibadah Haji 8 Zulhijah. Jama'ah Haji Tamattu sudah boleh nelakukan apa saja yang terlarang selama Ihram.
PELAKSANAAN IBADAH HAJI TAMATTU
Ibadah Haji dimulai dengan memakai pakaian dan niat Ihram pada tanggal 8 Zulhijah. Persiapan Ihram dilakukan di tempat penginapan Mekah, sedangkan shalat sunat dan niat Ihramnya bisa dilakukan di rumah atau Masjidil Haram. Niatnya : Labbaika Allahumma' Hajjan.
- Tanggal 8 Dzulhijah (pagi), Dari mekah berangkat ke Mina atau langsung ke Arafah.
- Tanggal 8 Dzulhijah (Siang-malam), Mabit atau menginap di Mina sebelum berangkat ke Arafah, sebagaimana yang dilakukan Rasullulah SAW.
- Tanggal 9 Dzulhijah (pagi), Berangkat ke Arafah setelah matahari terbit atau setelah shalat Subuh.
- Tanggal 9 Dzulhijah (siang-sore),
- Berdo'a, zikir, tasbih sambil menunggu waktu wukuf (pada tengah hari).
- Shalat Zuhur dan Ashar di jamak qasar (zuhur 2 rakaat, Ashar 2 rakaat) dilaksanakan pada waktu zuhur
- Setelah shalat laksanakan wukuf dengan berdo'a, zikir, talbiyah, istiqfar terus menerus setengah hari sampai waktu Maqrib.
- Tanggal 9 Dzulhijah (sore-malam), Setelah matahari terbenam segera berangkat ke Muzdalifah. Shalat Maqrib dilaksanakan di Muzdalifah di jamak dengan shalat Isya seperti yang dilakukan Rasulullah.
- Tanggal 9 Dzulhijah (malam),
- Shalat Maqrib dan Isya dijamak ta'khir.
- Mabit (berhenti sejenak) di Muzdalifah, paling kurang sampai lewat tengah malam. sambil mengumpulkan krikil untuk melontar Jumrah Aqabah.
- Mengumpulkan 7 butir batu krikil untuk melontar "Jumrah Aqabah" besaok pagi.
- Setelah shalat subuh tanggal 10 Zulhijah
- Tanggal 10 Dzulhijah,
- Melontar Jumrah Aqabah 7 kali.
- Tahallul awal.
- Lanjutkan ke Mekah untuk melakukan tawaf ifadah, Sa'i dan disunatkan tahallul Qubra.
- Harus sudah berada kembali di Mina sebelum Magrib.
- Mabit di Mina, paling tidak sampai lewat tengah malam.
- Tanggal 11 Dzulhijah,
- Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing - masing 7 kali.
- Mabit di Mina, paling tidak sejak sebelum Maqrib sampai lewat tengah malam.
- Tanggal 12 Dzulhijah,
- Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah waktu subuh masing - masing 7 kali.
- Bagi yang Nafar awal, kembali ke Mekah sebelum maqrib ,lanjutkan dengan tawaf ifadah dan Sa'i serta Tahallul Qubra bagi yang belum.
- Bagi yang Nafar Tsani, mabit di Mina.
- Tanggal 13 Dzulhijah (pagi), Bagi yang Nafar Tsani :
- Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing-masing 7 kali
- Kembali ke Mekah
- Tanggal 13 Dzulhijah (siang-malam),
- Tawaf ifadah, Sa'i dan Tahallul Qubra bagi yang belum. Bagi yang sudah melakukan Sa'i sesudah tawaf Qudum (ketika baru tiba di Mekah) tidak perlu Sa'i langsung saja melakukan Tahallul.
- Ibadah Haji.
Komentar
Posting Komentar