RAUDHAH : Tempat Utama Doa Dijabah

Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 -




























RAUDHAH

Raudhah itu artinya “taman’ yang menggambarkan kesejukan dan kenikmatan. Raudhah yang dimaksud di sini tentu adalah area antara rumah/bilik Rasulullah SAW (sekarang menjadi makam Rasulullah SAW) dengan mimbar Nabi sebagaimana hadis shahih Riwayat Bukhari “maa baina baitii wa minbarii raudhoh min riyaadhil jannah, wa minbari ‘alaa haudhii” (antara rumahku dan mimbarku adalah raudhoh (yaitu) taman dari surga, dan mimbarku di atas kolam).

Status “taman surga” inilah yang memotivasi jamaah untuk berburu tempat di depan kiri Masjid Nabawi ini. Shalat dan berdoa.

Setiap doa di Raudhah memiliki afdhaliyah yang tinggi. Disitulah dahulu Nabi biasa membacakan wahyu dan mengajarkan tentang Islam didepan para sahabat terdekatnya.


Di dalam Raudhah terdapat enam tiang bersejarah, yaitu “Tiang Utusan” yang digunakan Nabi dahulu sebagai tempat menerima utusan yang datang. “Tiang Pengawal” tempat berdirinya para pengawal Nabi. “Tiang Tempat Tidur” yang merupakan tempat Nabi tidur selama i’tikaf.

“Tiang Abu Lubabah” yaitu tiang tempat Abu Lubabah mengikatkan diri karena menyesal telah  membocorkan rahasia kepada orang yahudi. “Tiang Aisyah” yang diyakini ditunjuk Aisyah sebagai tempat Rosulullah mengimami shalat berjamaah.

“Tiang Mukholaqah” tempat bersandar Nabi ke batang pohon kurma saat khutbah jum’at. Di samping itu di Raudhoh ada juga “Mihrab Nabi”. Adapun Rumah Nabi berdampingan dengan Masjid. Kini rumah ini menjadi makam Rasulullah SAW beserta dua shahabatnya Abubakar Shiddiq dan Umar Ibnul Khattab.    

Secara khusus tidak ditemukan dalil tentang keutamaan shalat atau berdo’a di Raudhoh selain pernyataan Rosulullah SAW dalam Hadits Riwayat Bukhori di atas. Namun fakta yang terjadi tempat antara “rumah” dan “mimbar” ini telah menjadi “rebutan jama’ah” yang fenomenal. Rumah adalah tempat bernaung dan beristirahat. Tempat elemen keluarga membina harmoni berumah tangga. Suami dan istri saling mencintai dan menyayangi sambil membesarkan putera dan puteri buah hati keduanya.

Sementara Mimbar adalah arena perjuangan. Dari mimbar diserukan ajakan untuk beriman kepada Allah, beribadah dengan tekun, dan berjuang memuliakan agama Allah. Dari mimbar Nabi membangun negeri agar warganya sejahtera dan berkah dalam limpahan rahmah dari Allah. Mencegah perilaku rendah dan nista yang menyebabkan mereka menerima murka dan adzab. Mimbar adalah tempat untuk melakukan perjuangan da’wah. Antara “rumah” dan “mimbar” ada “taman surga”.

Semangat jamaah untuk shalat dan berdo’a di Raudhoh memang hal yang bagus dan wajar,  asal saja mereka tidak saling menyakiti. Areanya terbatas. Kunci keberhasilan ibadah dan kabulnya doa bukan semata ditentukan oleh tempat tertentu seperti Raudhah, akan tetapi di bagian manapun dari Masjid Nabawi kita beribadah, insya Allah menjadi tempat yang baik dan makbul do’a. Syaratnya kita beribadah atau berdoa dengan  tatacara yang benar dan dengan kekhusyuan yang tinggi.


Diasuh oleh: Ustaz HM Rizal Fadillah



DEKAT TAMAN SURGA, ADA PERPUSTAKAAN

 Sepanjang masa sejak Islam memancar darinya, Madinah memang selalu menjadi kota primadona bagi para peziarah dan penuntut ilmu agama. Daya tariknya begitu kuat meskipun di daerah Islam yang lainnya juga banyak kota-kota yang menjadi pusat studi sains dan ilmu agama, akan tetapi Madinah menjadi begitu memikat karena keberkahan dan kesuciannya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam bersabda ;

من جاء مسجدي هذا لم يأت إلا لخير يتعلمه أو يعلمه فهو بمنزلة المجاهد في سبيل الله ومن جاء لغير ذلك فهو بمنزلة الرجل ينظر إلى متاع غيره

“Barangsiapa yang datang ke masjidku ini hanya untuk suatu  kebaikan yang akan ia ajarkan atau ia pelajari, maka ia berada pada kedudukan seorang mujahid di jalan Allah, dan barangsiapa yang datang untuk selain itu maka seperti kedudukan seseorang yang melihat sesuatu yang bukan miliknya”

            Keberadaan Masjid Nabawi sebagai tempat suci kedua setelah Masjidil Haram di Makkah telah menjadi pusat penyebaran dan pendidikan agama sehingga para ulama dan penguasa setempat sejak dahulu selalu mengupayakan penyediaan dan perbaikan fasilitas yang menunjang kenyamanan para peziarah kota Nabi tersebut. Salah satunya perpustakaan, sebuah institusi sumber ilmu yang dibangun untuk para pelajar dan ulama di masjid ini.

            Pendirian Perpustakaan

            Al Maktabah Al Masjid An Nabawi sudah ada sebelum kebakaran hebat yang melanda bangunan suci masjid pada tanggal 13 Ramadhan 886 H yang menghanguskan sebagian besar masjid kecuali Raudhah Asy Syarifah dan Al Hujrah Asy Syarifah, tempat dimakamkannya Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa aalihi wa sallam dan kedua sahabatnya yang mulia Rhadiyallahu ’anhuma.

            Perpustakaan masjid ikut terbakar sehingga berapa banyak buku berharga dan mushaf-mushaf indah yang ikut dilalap api. Pada tahun 1352 H, Kerajaan Saudi Arabia atas usaha Sayyid Ubaid Al Madani yang menjabat sebagai ketua badan waqaf di Madinah membangun kembali perpustakaan ini dan Sayyid Ahmad Yasin Al Khayyari, sebagai direktur pertama perpustakaan.
         
         
Bagian-bagian Perpustakaan

1.  Al Qa’at Al Muthala’ah ( Bagian Penelitian )
A. Khusus buat pria, terletak di pojok barat daya atap { di Masjid Nabawi, atapnya dibuat bagus sekali dengan dilapisi ubin putih sebagai tempat shalat }. Jalan masuknya lewat lift no. 10, fasilitas 300 kursi.
B. Al Maktabah Ar Raqmiyyah, fasilitas komputer yang khusus dibuat dengan jaringan program-program ( software ) ilmiah mencakup e book buku-buku Islam dan rekaman suara ceramah dan pelajaran-pelajaran agama. Didedikasikan untuk para peneliti.

2. Al Majmu’at Al Khaassah ( Kumpulan Khusus )
Ini adalah bagian yang paling penting dan paling dijaga dari keseluruhan perpustakaan. Tempat ini dikhususkan bagi harta karun ilmu pengetahuan berupa manuskrip tulisan tangan asli. Berada di lantai satu dan dua pintu Utsman Ibn Affan Rhadiyallahu ‘anhu.

3.  Al Qism Al Maktabah Ash Shautiyyah ( Audio, Rekaman )
Terletak di pintu no. 17 : Berisi rekaman pengajian, pelajaran, bacaan Al Qur’an, dan bacaan shalat di Masjid Nabawi.  Jumlah koleksi lebih dari seratus ribu dalam bentuk kaset dan CD/DVD.

4. Al Qism Al Fanny
Bagian ini dikhususkan untuk ruang restorasi bahan pustaka. Penjilidan dan perbaikan manuskrip atau kitab-kitab dilakukan di ruangan ini. Terletak di pintu no. 9, pintu Raja Sa’ud Ibn Abdul Aziz Rahimahullah.

5.  Al Qism Al Fahrasah wa At Tashnif wa At Tazwiyd
Ruang pengolahan. Dimana pendataan bahan pustaka dilakukan di ruangan ini guna diolah dan dimasukkan dalam catalog online. Ini juga merupakan ruang dimana hasil penyiangan perpustakaan dikumpulkan lantas akan digudangkan. Terletak di pintu no. 9.

6.  AlMaktabah An Nisaaiyyah
Layanan ruang baca khusus muslimah dengan jumlah koleksi 19477 eksemplar.

Selain itu juga terdapat lab. Komputer, bagian keamanan dan keselamatan koleksi, bagian urusan hadiah dan pertukaran bahan pustaka, dan tandon.

Jam Buka Perpustakaan
Dibuka setiap pagi pukul 07:30 dan ditutup setelah shalat Isya atau ditutup sementara pada saat waktu-waktu shalat.

Para Pegawai Perpustakaan
Karena perpustakaan ini demikian penting dan menyimpan koleksi yang paling langka dan berharga di dunia, maka pihak perpustakaan mempekerjakan delapan puluh tenaga ahli, termasuk para cendekiawan dan ahli budaya Islam. Jadwal kerja dibagi menjadi dua; pagi dan sore.


....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kematian Menurut Islam

Tabung Haji Umroh

Doa-doa Nabi dan Rasul yang Mustajab