Sabar
Bersabar dalam rasa syukur atau bersyukur dalam kesabaran ?
Apapun jawaban keduanya merupakan pokok keimanan.
Iman terbagi menjadi dua, separuh dalam sabar dan separuh dalam syukur. (HR. Al-Baihaqi)
Bersyukur atas nikmat Allah mempunyai cakupan yang sangat luas baik yang telah ada pada diri kita maupun yang akan datang kepada diri kita. Didalam khutbah sering kali khotib mengajak kita bersyukur atas nikmat Islam , nikmat iman dan berbagai kenikmatan yang lainnya salah satunya seperti kesehatan.
Bersyukur bisa kita lakukan lewat perbuatan dan perkataan, dan bersyukur lewat perbuatan dibagi menjadi dua yaitu bersyukur terhadap apa yang telah kita miliki untuk digunakan pada diri sendiri dan bersyukur terhadap apa yang telah kita miliki untuk digunakan bagi kebutuhan orang lain.
Bersabar dalam rasa syukur adalah syukur utuk diri sendiri dan hal ini bisa kita manifestasikan dalam syukur panca indera seperti :
- bersyukur karena telah memiliki mata maka kita bersabar dalam melihat yang bukan hak kita,
- bersyukur karena telah memiliki mulut maka kita bersabar dalam berbicara yang tidak bermanfaat bahkan menimbulkan fitnah,
- bersyukur karena memiliki telinga berarti kita dituntut untuk bersabar dalam mendengarkan keluhan oranglain dan menahan diri dari mendengar ghibah dan seterusnya.
Seperti firman Allah
” Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur “(Al Mu’minuun :78)
Hal senada terdapat pada surat (Al Mulk :23)
Bersyukur dalam kesabaran adalah wujud terimakasih kita kepada Allah bahwa kita di beri nikmat sabar, yaitu sabar dalam memberikan pertolongan kapada orang lain.
“Yang paling pandai bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling pandai bersyukur kepada manusia”. (HR. Ath-Thabrani) ,
Hakekatnya rasa sabar juga pemberian dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang disusupkan lewat hati orang yang di pilihNya. Selama ini kita mempersepsikan energi sabar dan syukur sebagai energi diam (kepasrahan) padahal tidaklah demikian.
Didalam satu hadist Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam menerangkan “Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi kelebihan”. (HR. Tirmidzi)
Artinya bersabar adalah pergerakan menuju ridho Allah lewat usaha maksimal dalam urusan akherat dan berusaha menekan lonjakan nafsu duniawi lewat syukur.
SABAR ITU SETENGAH IMAN, SETENGAHNYA LAGI SYUKUR.
ومن منازل (إياك نعبد وإياك نستعين) :منـزلة الصبر
(Madarijus Salikin Jilid II, hal . 152-170; Ibnul Qayyim al Jauziyah rahimahullah; terjemah singkat oleh Abu Fahmi, untuk kajian Asatidzah SDIT-SMPIT Imam Bukhari Jatinangor)
بسم الله الرحمن الرحيم
Menurut Al-Imam Ahmad, kata sabar disebutkan di dalam Al-Qur'an di tujuh puluh tempat. Menurut ijma' ulama umat, sabar ini wajib,dan merupakan separoh iman. Karena iman itu ada dua paroh; separoh ada-lah sabar dan separoh lagi adalah syukur. Sabar ini disebutkan dalam
Al-Qur'an dalam enam belas versi:
1. Perintah sabar, seperti firman-Nya,
{وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ} [ البقره: 45 ]
"Dan, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat." (Al-Baqarah: 45).
2. Larangan melakukan sebaliknya, seperti firman-Nya,
فلا تهنوا ولا تحزنوا [ آل عمران: 139 ]
"Dan, janganlah kalian bersikap lemah dan janganlah (pula) kalian bersedih hati." (Ali Imran: 139).
Sikap lemah dan selalu bersedih hati artinya tidak sabar. Karena itu dilarang.
3. Pujian terhadap pelakunya, seperti firman-Nya,
{وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ} [ البقره: 177 ]
"Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Al-Baqarah: 177).
4. Keharusan sabar karena Allah mencintainya, seperti firman-Nya,
{وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ} [ البقرة : 146 ]
"Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah:146).
5. Allah bersama orang-orang yang sabar, dan ini merupakan kebersamaan secara khusus, yang berarti menjaga, melindungi dan menolong mereka, bukan sekedar kebersamaan secara umum, seperti firman-Nya,
{وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ} [ النحل: 127 ]
"Dan, bersabarlah kalian, karena Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al-Anf al 46).
6. Pengabaran Allah bahwa sabar ini lebih baik bagi para pelakunya, seperti firman-Nya,
{وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ} [ النحل: 126 ]
"Tetapi jika kalian bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar." (An-Nahl: 126).
7. Allah memberikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik, seperti firman-Nya,
{وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [ النحل: 96 ]
"Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (An-Nahl: 96).
8. Orang-orang yang sabar diberi balasan tanpa batas, seperti firman-Nya,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ [ الزمر: 10 ]
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (Az-zumar: 10).
9. Orang-orang yang sabar mendapatkan kabar gembira, seperti firman-Nya,
{وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ} [ البقره: 155 ]
"Dan, sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedi-kit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buahbuahan. Dan, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah: 155).
lO.Jaminan pertolongan bagi orang-orang yang sabar, seperti firman-Nya,
بَلَى إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آلافٍ مِنَ الْمَلائِكَةُ مُسَوِّمِينَ} [ آل عمران: 125 ]
"Ya (cukup), jika kalian bersabar dan bertakwa, dan mereka dating menyerang kalian dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda." (Ali Imran: 125).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
واعلم أن النصر مع الصبر
"Dan ketahuilah bahwa pertolongan itu beserta kesabaran."
11. Pengabaran dari Allah bahwa orang-orang yang sabar adalah orang-orang yang mulia, seperti firman-Nya,
{وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ} [ الشورى: 43 ]
"Tetapi orang yang sabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (Asy-Syura: 43)!
12. Pengabaran dari Allah bahwa pahala amal shalih hanya layak diperoleh orang-orang yang sabar, seperti firman-Nya,
{وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً وَلا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ} [ القصص: 80 ]
"Kecelakaan yang besarlah bagi kalian, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar. "(Al-Qashash: 80).
13. Pengabaran bahwa hanya orang-orang yang bersabarlah yang bisa mengambil pelajaran dan manfaat dari ayat-ayat Allah, seperti firman-Nya,
{أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآياتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ} إبراهيم: 5
"Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang, dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yangpenyabar dan banyak bersyukur." (Ibrahim: 5).
14. Pengabaran bahwa keberuntungan yang diharapkan, keselamatan dari sesuatu yang ditakuti dan masuk surga, diperoleh orang-orang yang memperolehnya karena kesabaran mereka, seperti firman-Nya,
{وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ} الرعد: 24
"Dan, para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), 'Keselamatan bagi kalian berkat kesabaran kalian'. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." (Ar-Ra'd: 24).
15. Sabar mempusakakan derajat kepeloporan dan kepemimpinan. Saya pernah mendengar Syaikhul-Islam berkata, "Dengan kesabaran dan keyakinan dapat diperoleh kepemimpinan dalam agama." Lalu dia membawa ayat,
{وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآياتِنَا يُوقِنُونَ} [ السجده: 24 ]
"Dan, Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar, dan mereka meyakini ayat-ayat Kami." (As-Sajdah: 24).
16. Allah mengaitkan kesabaran dengan berbagai posisi dalam Islam, iman, keyakinan, takwa, tawakkal, syukur, amal shalih, rahmat dan lain sebagainya. Karena itu sabar termasuk bagian dari iman, seperti kedudukan kepala dari tubuh.
كان الصبر من الإيمان بمنـزلة الرأس من الجسد.
ولا إيمان لمن لا صبر له، كما أنه لا جسد لمن لا رأس له.
Tidak ada artinya iman bagi seseorang yang tidak memiliki kesabaran, sebagaimana tidak ada artinya tubuh tanpa kepala.
Umar bin Al-Khaththab berkata,
خير عيش أدركناه بالصبر
"Hidup yang paling baik ialah yang kami lalui dengan kesabaran."
وأخبر النبي صلى الله عليه وسلم في الحديث الصحيح: (أنه ضياء) وقال (من يتصبّر يصبّره الله)
Dan Nabi Saw mengabarkan di dalam hadits shahih : (bahwa kesabaran itu cahaya), dan beliau bersabda: “Barangsiapa yang berusaha sabar, maka Allah akan menjadikannya sabar”.
Di dalam sebuah hadits disebutkan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
(عجبا لأمر المؤمن ، إن أمره كله له خير، وليس ذلك لأحد إلا المؤمن. إن أصابته سراء شكر، فكان خيرا له. وإن أصابته ضراء صبر، فكان خيرا له)
"Sungguh menakjubkan urusan orang Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan baginya, dan yang demikian itu tidak dimiliki kecuali orang Mukmin saja. jika mendapat kesenangan, dia bersyukur, maka itu merupakan kebaikan baginya, dan jika ditimpa
penderitaan, dia sabar, maka itu merupakan kebaikan baginya."
Ada seorang wanita hitam yang sedang ditimpa penyakit sejenis epilepsi. Lalu dia meminta kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam agar berdoa bagi kesembuhannya. Maka beliau bersabda, "Jika engkau bisa bersabar maka engkau akan mendapat surga, dan jika engkau menghendaki agar engkau disembuhkan dari penyakit, maka aku bisa berdoa kepada Allah agar memberikan kesembuhan bagimu."
Maka wanita itu berkata, "Aku akan bersabar. Namun do`akanlah kepada Allah agar tidak sampai auratku terbuka. Maka beliau pun mendo`akannya.
Nabi Saw juga memerintahkan kepada orang-orang Anshar untuk bersabar menghadapi ketidakadilan yang menimpa beliau sepeninggal beliau Saw. Sehingga mereka berjumpa beliau di telaga (al Kautsar) besok pada hari kiamat.
Beliau juga memerintahkan untuk sabar saat berhadapan dengan musuh dan sabar saat ditimpa musibah. Beliau memerintahkan orang yang ditimpa musibah agar melakukan hal yang paling bermanfaat baginya, yaitu sabar dan mencari ridha Allah, karena yang demikian itu akan meringankan musibahnya dan melipat-gandakan pahalanya.
Mengeluh dan gundah hati justru membuat musibah itu terasa semakin berat dan menghilangkan pahala.
فصل و الصبر في اللغة: الحبس والكف ومنه: قتل فلان صبرا
إذا أمسك وحبس ومنه قوله تعالى: {وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ} [ الكهف: 28 ] أي احبس نفسك معهم .فالصبر: حبس النفس عن الجزع والتسخط وحبس اللسان عن الشكوى وحبس الجوارح عن التشويش وهو ثلاثة أنواع: صبر على طاعة الله وصبر عن معصية الله وصبر على امتحان الله، فالأولان: صبر على ما يتعلق بالكسب والثالث: صبر على ما لا كسب للعبد فيه
Sabar menurut pengertian bahasa adalah menahan atau bertahan. Jika dikatakan, "Qutila Fulan Shabran", artinya Fulan terbunuh karena sabar, artinya apabila dia ditangkap dan ditahan, seperti yang Allah katakana di dalam surat al Kahfi ayat: 28,
“Dan sabarkanlah dirimu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya pada waktu pagi dan senja hari dengan mengharap keridloan Nya”.
Maksudnya tahanlah dirimu dan bersama mereka. Jadi sabar artinya menahan diri dari rasa gelisah, cemas dan amarah; menahan lidah dari keluh kesah; menahan anggota tubuh dari kekacauan.
Sabar ini ada tiga macam: Sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar di dalam menjauhi kemaksiatan kepada Allah dan sabar di dalam menerima ujian / cobaan dari Allah.
Dua macam yang pertama merupakan kesabaran yang berkaitan dengan tindakan yang dikehendaki (diusahakan) dan yang ketiga tidak berkait dengan tindakan yang dikehendaki.
وسمعت شيخ الإسلام ابن تيمية قدس الله روحه يقول: كان صبر يوسف عن مطاوعة امرأة العزيز على شأنها: أكمل من صبره على إلقاء إخوته له في الجب وبيعه وتفريقهم بينه وبين أبيه ....
Saya pernah mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah qaddasahullah berkata, “Kesabaran Yusuf dari memperturutkan kemauan isteri sang pembesar (imra’tul `aziz) lebih sempurna daripada kesabaran beliau saat dimasukkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, saat dijual dan saat dipisahkan dari ayahnya”.
Sebab hal-hal ini terjadi di luar kehendaknya, sehingga tidak ada pilihan lain bagi hamba kecuali sabar menerima musibah. Tapi kesabaran yang memang beliau kehendaki dan diupayakannya saat menghadapi rayuan istri Tuannya, kesabaran memerangi nafsu, jauh lebih sempurna dan utama, apalagi di sana banyak faktor yang sebenarnya menunjang untuk memenuhi rayuan itu, seperti keadaan beliau yang masih bujang dan muda, karena pemuda lebih mudah tergoda oleh rayuan.
Keadaan beliau yang terasing, jauh dari kampung halaman, dan orang yang jauh dari kampung halamannya tidak terlalu merasa malu. Keadaan beliau sebagai budak, dan seorang budak tidak terlalu peduli seperti halnya orang merdeka. Keadaan istri tuannya yang cantik, terpandang dan tehormat, tanpa ada seorang pun yang melihat tindakannya dan dia pula yang menghendaki untuk bercumbu dengan beliau.
Apalagi ada ancaman, seandainya tidak patuh, beliau akan dijebloskan ke dalam penjara dan dihinakan.Sekalipun begitu beliau tetap sabar dan lebih mementingkan apa yang ada di sisi Allah."
الصبر على أداء الطاعات: أكمل من الصبر على اجتناب المحرمات وأفضل فإن مصلحة فعل الطاعة: أحب إلى الشارع من مصلحة ترك المعصية ومفسدة عدم الطاعة: أبغض إليه وأكره من مفسدة وجود المعصية ….
Ibnu Taimiyah juga pernah berkata, "Sabar dalam melaksanakan ketaatan lebih baik daripada sabar menjauhi hal-hal yang haram. Karena kemaslahatan melakukan ketaatan lebih disukai Allah daripada kemaslahatan meninggalkan kedurhakaan, dan keburukan tidak taat lebih dibenci Allah daripada keburukan adanya kemaksiatan."
Ada tiga jenis lain dari sabar, yaitu:
وهو على ثلاثة أنواع : صبر بالله ، وصبر لله ، وصبر مع الله
1. Sabar karena pertolongan Allah. Artinya mengetahui bahwa kesabaran itu berkat pertolongan Allah dan Allahlah yang memberikan kesabaran, sebagaimana firman-Nya,
الأول : أول الإستعانة به ، رؤيته أنه هو المصبّر، وأن صبر العبد بربه لا بنفسه.
"Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaramnu itu melainkan dengan pertolongan Allah." (An-Nahl: 127).
(واصبر وما صبرك إلا بالله)
Jika Allah tidak membuat beliau sabar, maka beliau tidak akan sabar.
2. Sabar karena Allah. Artinya pendorong sabar adalah cinta kepada Allah, mengharapkan Wajah-Nya dan taqarrub kepada-Nya, bukan untuk menampakkan kekuatan jiwa dan ketabahan kepada manusia atau tujuan-tujuan lain.
الصبر لله، وهو أن يكون الباعث له على الصبر محبة الله، وإرادة وجهه ، والتقرب إليه. لا لإظهار قوة النفس والإستحماد إلى الخلق ، وغير ذلك من الأعراض.
3. Sabar beserta Allah. Artinya perjalanan hamba bersama kehendak Allah, yang berkaitan dengan hukum-hukum agama, sabar dalam melaksanakan hukum-hukum itu dan menegakkan nya.
الصبر مع الله, وهو دوران العبد مع مراد اله الديني ومع أحكامه الدينية. صابرا نفسه معها، سائرا بسيرها، مقيما بإقامتها، يتوجه معها أين توجهت ركائبها....
Banyak definisi dan pengertian yang dibuat para ulama dan orangorang salaf tentang sabar. Yang pasti Allah telah memerintahkan kesabaran yang baik, pengampunan yang baik dan penghindaran yang baik di dalam Kitab-Nya. Saya pernah mendengar Ibnu Taimiyah berkata,
"Kesabaran yang baik ialah yang tidak disertai pengaduan, pengampunan yang baik ialah yang tidak disertai celaan, dan penghindaran yang baik ialah yang tidak disertai ucapan yang
menyakitkan."
Pengaduan kepada Allah tidak menajikan kesabaran, karena Ya'qub Alaihis-Salam telah berjanji untuk bersabar dengan baik, dan seorang nabi tidak akan mengingkari janjinya. Namun beliau tetap mengadu kepada Allah,
"Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kcsusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tidak mengetahuinya." (Yusuf: 86).
Yang benar, mengadukan Allah dapat menajadikan kesabaran, dan bukan pengaduan kepada Allah.
Pengarang Manazilus-Sa'irin berkata, "Sabar artinya menahan diri dalam menghadapi hal-hal yang tidak disenangi dan membelenggu lisan agar tidak keluh kesah. Ini merupakan tempat persinggahan yang paling sulit bagi orang awam dan jalan cinta yang paling terjal serta jalan tauhid yang paling diingkari.
Dikatakan sulit bagi orang awam, karena orang awam baru memulai perjalanan dan belum terlatih untuk menempuh satu etape pun. Jika dia mendapat ujian, maka dia mudah gundah dan sulit menghadapi musibah, sehingga berat untuk sabar. Dia belum terlatih sehingga sulit untuk sabar, dan dia bukan termasuk orang yang mencintai sehingga sulit menerima musibah dengan penuh keridhaan terhadap kekasih yang dicintainya.
Dikatakan jalan cinta yang paling terjal, karena ci nta ini mengharus-kan adanya kesukaan orang yang mencintai dalam menghadapi cobaan dari kekasihnya. Sementara sabar mengharuskan adanya kebencian terhadap hal itu dan keterpaksaan menahan diri saat menghadapinya. Maka sabar merupakan jalan cinta yang paling terjal.
Dikatakan jalan tauhid yang paling diingkari, karena di dalam sabar terdapat kekuatan pengakuan. Orang sabar mengaku memiliki keteguhan hati yang kuat. Berarti hal ini harus berbenturan dengan kemurnian tauhid. Sebab pada hakikatnya tidak seorang pun memiliki kekuatan.
Semua kekuatan hanya milik Allah. Itulah sebabnya maka sabar merupakan sesuatu yang diingkari di jalan tauhid, dan bahkan sabar merupakan kemungkaran yang paling diingkari. Tauhid mengembalikan segala sesuatu kepada Allah dan sabar mengembalikan segala sesuatu kepada diri sendiri. Keteguhan hati dalam tauhid adalah sesuatu yang harus diingkari.
Perkataannya yang terakhir ini tidak bisa diterima. Yang benar, sabar merupakan tempat persinggahan yang paling kuat di jalan cinta dan merupakan keharusan bagi orang-orang yang mencintai serta merupakan hasrat yang paling dibutuhkan dalam setiap etape perjalanan. Kebu-tuhan orang yang mencintai terhadap kesabaran ini sangat urgen. Maka hanya para wali Allah dan para kekasih-Nya yang disifati Allah sebagai orangorang yang sabar.
Menurut pengarang Maiiazilus-Sa'irin, ada tiga derajat sabar, yaitu:
1. Sabar dalam menghindari kemaksiatan, dengan memperhatikan peringatan, tetap teguh dalam iman dan mewaspadai hal yang haram.
Yang lebih baik lagi adalah sabar menghindari kemaksiatan karena malu.
الصبر على المعصية، بمطالعة الوعيد : إبقاء على الإيمان، وحذرا من الحرام. وأحسن منها: الصبر عن المعصية حياء. للصبر عن المعصية سببين وفائدتين .أما السببان: فالخوف من لحوق الوعيد المترتب عليها والثاني: الحياء من الرب تبارك وتعالى أن يستعان على معاصيه بنعمه وأن يبارز بالعظائم وأما الفائدتان: فالابقاء على الإيمان والحذر من الحرام.
Ada dua sebab dan dua faidah sabar dalam menghindari kemaksiatan, yaitu:
- Takut terjadinya ancaman/ peringatan, sebagai akibat dari kemaksiatan itu.
- Malu terhadap Allah, karena menggunakan nikmat-Nya untuk melakukan kemaksiatan.kepada Nya dan melawan keagungan Nya.
Adapun dua faidahnya adalah:
- Tetap teguh dalam iman artinya tetap menjaga eksistensi keimanan.
- Mewaspadai (bersikap ekstra hati-hati) terhadap hal-hal yang haram.
Adapun memperhatikan peringatan dan takut kepadanya membangkitkan kekuatan iman terhadap berita (khabar, as sam`iyyat) dan pembenaran terhadapnya. Sedangkan malu terhadap Allah membangkitkan kekuatan ma'rifat dan mempersaksikan makna-makna asma dan sifat-Nya.
Yang lebih baik lagi jika pendorongnya adalah cinta, sehingga seorang hamba tidak maksiat kepada -Nya karena cinta kepada-Nya. Sedangkan keteguhan dalam iman mendorong untuk meninggalkan kedurhakaan. Sebab kemaksiatan pasti akan mengurangi iman atau bahkan menghilangkannya sama sekali, memadamkan cahayanya, atau melemahkan kekuatannya dan mengurangi buahnya. Sedangkan mewaspadai perkara-perkara yang haram merupakan kesabaran meninggalkan hal-hal yang mubah, sebagai kehati-hatian agar tidak menjurus kepada yang haram.
2. Sabar dalam ketaatan, dengan menjaga ketaatan itu secara terus-menerus, memeliharanya dengan keikhlasan dan membaguskannya dengan ilmu.
الصبر على الطاعة ، بالمحافظة عليهادواما، وبرعايتها إخلاصا، وبتحسينها علما.
Pernyataan pengarang Manazilus-Sa'irin ini menunjukkan bahwa ketaatan yang dilakukan dapat menjadi pendorong untuk meninggalkan kedurhakaan, sehingga kesabaran dalam melaksanakan ketaatan ini setingkat lebih tinggi daripada kesabaran meninggalkan kedurhakaan.
Yang benar, dan seperti yang telah dijelaskan di atas, meninggalkan kedurhakaan hanya sekedar menyempurnakan ketaatan. Syaikh menyebutkan bahwa sabar dalam derajat ini dilakukan dengan tiga cara:
Terus-menerus taat, ikhlas dalam ketaatan dan melaksanakannya menurut ilmu atau membaguskannya dengan ilmu.
Ketaatan menjadi mundur jika kehilangan salah satu dari tiga perkara ini. Jika seorang hamba tidak menjaga ketaatan secara terus-menerus, maka ia akan menggugurkan ketaatan itu. Jika dia menjaganya terus-menerus, maka di hadapannya ada dua perintang: Tidak ikhlas, seperti dimak-sudkan karena selain Allah, dan pelaksanaannya yang tidak berdasar-kan ilmu, seperti tidak mengikuti As-sunnah.
3. Sabar dalam musibah, dengan memperhatikan pahala yang baik, menunggu rahmat jalan keluar, meremehkan musibah sambil menghitung uluran karunia dan mengingat nikmat-nikmat yang telah 1ampau.
Terdapat tiga pakaian kesabaran yang dapat dikenakan seorang hamba ketika mendapat musibah:
Pertama, memperhatikan pahala yang baik. Seberapa jauh perhatian, pengetahuan dan keyakinannya terhadap pahala ini, maka sejauh itu pula dia akan merasa ringan dalam memikul beban musibah, karena dia merasa akan mendapatkan pengganti.
Hal ini seperti orang yang sedang membawa beban yang amat berat, dan dia melihat hasil dan keuntungan yang baik pada akhirnya. Jika tidak demikian, maka banyak kemaslahatan dunia dan akhirat yang akan terbuang sia-sia. Seorang hamba lebih suka mengemban beban dunia karena ingin mendapatkan hasil di akhirat. Sementara jiwa lebih menyukai kesenangan yang ada di dunia. Tapi akal yang sehat lebih condong ke hasil di ke-mudian hari.
Kedua, menantikan datangnya jiwa kelapangan. Menunggu-nunggu datangnya waktu (akhir) dari ujian/cobaan), kegembiraan dan kelezatannya.
Ketiga, meremehkan cobaan, menganggapnya kecil, yang dapat dilakukan dengan dua cara:
menghitung karunia Allah yang telah dilimpahkan kepadanya, dan mengingat-ingat nikmat Allah yang pernah diterimanya. Yang pertama berkaitan dengan keadaan dan yang kedua berkaitan dengan masa lampau.
Pengarang Manazilus-Sa'irin, mengatakan,
وأضعف الصبر : الصبر لله ، وهو صبر العامة، وفوقه : الصبر بالله ، وهو صبر المريدين، وفوقه : الصبر على الله, وهو صبر السالكين.
"Sabar yang paling lemah ialah sabar karena Allah. Ini merupakan kesabaran orang-orang awam. Di atasnya adalah sabar berkat pertolongan Allah. Ini merupakan kesabaran orang-orang yang menghendaki Allah. Di atasnya adalah sabar atas hukum Allah. Ini merupakan kesabaran orang-orang yang berjalan meniti jalan Allah.
Kesabaran karena Allah yang merupakan kesabaran orang-orang awam ialah kesabaran mengharapkan pahala-Nya dan takut siksa-Nya. Kesabaran orang-orang yang mengharapkan Allah adalah kesabaran berkat kekuatan dari pertolongan dari Allah.
Dua golongan ini tidak melihat ada kesabaran pada dirinya dan tidak pula mempunyai kekuatan untuk sabar. Di atasnya adalah kesabaran menurut hukum Allah. Artinya dia sabar mendapatkan hukum-hukum yang berlaku bagi dirinya, yang disukai maupun yang dibencinya.
Menurut pengarang Manazilus-Sa 'inn, kesabaran karena Allah merupakan kesabaran yang paling lemah. Yang benar, sabar karena Allah lebih tinggi daripada sabar berkat pertolongan Allah. Karena sabar karena Allah berkaitan dengan Uluhiyah-Nya, sedangkan sabar berkat pertolongan Allah berkaitan dengan Rububiyah-Nya. Apa-apa yang ber-kait dengan Uluhiyah-Nya lebih sempurna daripada apa-apa yang berkait dengan Rububiyah-Nya.
Di samping itu, sabar karena Allah merupakan cermin ibadah, dan sabar berkat pertolongan Allah merupakan permohonan uluran pertolongan dari-Nya. Ibadah merupakan tujuan dan isti`anah merupakan sarana. Sabar berkat pertolongan Allah menjadi hak persekutuan bagi orang Mukmin dan kafir, orang baik dan orang buruk. Setiap orang yang mempersak-sikan hakikat alam tentu mendapatkan kesabaran dari Allah.
Sedangkan sabar karena Allah merupakan tempat persinggahan para nabi, rasul, shiddiqin dan orang-orang yang mengamalkan iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in.
Sabar atas hukum-hukum Allah artinya sabar menerima takdir-Nya. Sabar ini ditempatkan pada tingkatan ketiga dan yang paling tinggi.
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, sabar dalam ketaatan dan sabar menjauhi kemaksiatan kpd Allah, lebih sempurna daripada kesabaran menerima takdir-Nya, seperti kesabaran Yusuf Alaihis-Salam. Kesabaran beliau dengan tetap menjaga ketaatan dan menjauhi kemaksiatan merupakan kesabaran atas pilihan sendiri, karena cinta kepada Allah.
Sedangkan kesabaran menerima hukum-hukum Allah merupakan kesabaran yang pasti dan tidak bisa dihindari. Tentu saja ada perbedaan di antara keduanya.
Ibadah haji seperti halnya ibadah-ibadah lain membutuhkan kesabaran didalam melakukannya selain daripada ilmu dan keikhlasan.
Sebagaimana diketahui bahwa terdapat tiga macam kesabaran didalam kehidupan seorang muslim :
Kesabaran dari melakukan kemaksiatan
Kesabaran didalam melakukan ketaatan
Kesabaran atas setiap musibah yang menimpanya.
Pada umumnya setiap jiwa akan lari dari kesusahan, kesulitan, kepayahan maupun pengorbanan, sementara setiap ibadah yang diperintahkan Allah swt membututuhkan hal-hal diatas karena itu dibutuhkan kesabaran terhadap itu semua didalam melakukannya.
Tak diragukan lagi bahwa seorang yang melakukan ibadah haji diharuskan bersabar tatkala meninggalkan keluarganya di negeri asalnya, bersabar dengan berbagai manasiknya, bersabar dengan segala ujian dan cobaan selama berada di tanah haram.
Untuk itu seorang yang berhaji ke baitulah memerlukan kesabaran atas ketaatannya itu dalam tiga keadaan :
1. Sebelum manasik haji, yaitu dengan senantiasa menjaga kelurusan niatnya, ikhlas semata-mata karena Allah swt dan membersihkannya dari berbagai virus riya, nifak, ghurur dan penyakit-penyakit hati lainnya, sebagaimana dituntut Allah swt terhadap setiap orang yang beribadah kepada-Nya :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ ﴿٥﴾
Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah : 5)
Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Umar bin Khottob bahwa dia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan.”
2. Ketika melakukan manasik haji, yaitu tidak melalaikan Allah swt saat melakukannya serta menghilangkan rasa malas dalam menunaikan berbagai kewajiban dan sunnah-sunnah haji hingga akhir pelaksanaannya. Dengan begitu ia akan bersabar dari berbagai dorongan dan keinginan untuk berhenti dari menyelesaikannya.
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُبَوِّئَنَّهُم مِّنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا نِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ ﴿٥٨﴾
الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿٥٩﴾
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang Tinggi di dalam syurga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah Sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya.” (QS. Al Ankabut : 58 – 59)
3. Setelah manasik haji, yaitu tidak menyiarkan dan memamerkannya karena riya’ atau hanya untuk mendapatkan pujian maupun sanjungan manusia. Menjauhi sifat ujub dan segala sifat yang dapat membatalkan amal-amal manasiknya, sebagaimana firman Allah swt :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ ﴿٣٣﴾
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.” (QS. Muhammad : 33)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” (QS. Al Baqoroh : 264)
Semoga Allah swt memberikan karunia kepada anda dengan haji yang mabrur yang tidak ada balasan bagi seorang yang mendapatkan haji mabrur kecuali surga-Nya. Amin
Wallahu A’lam
Apapun jawaban keduanya merupakan pokok keimanan.
Iman terbagi menjadi dua, separuh dalam sabar dan separuh dalam syukur. (HR. Al-Baihaqi)
Bersyukur atas nikmat Allah mempunyai cakupan yang sangat luas baik yang telah ada pada diri kita maupun yang akan datang kepada diri kita. Didalam khutbah sering kali khotib mengajak kita bersyukur atas nikmat Islam , nikmat iman dan berbagai kenikmatan yang lainnya salah satunya seperti kesehatan.
Bersyukur bisa kita lakukan lewat perbuatan dan perkataan, dan bersyukur lewat perbuatan dibagi menjadi dua yaitu bersyukur terhadap apa yang telah kita miliki untuk digunakan pada diri sendiri dan bersyukur terhadap apa yang telah kita miliki untuk digunakan bagi kebutuhan orang lain.
Bersabar dalam rasa syukur adalah syukur utuk diri sendiri dan hal ini bisa kita manifestasikan dalam syukur panca indera seperti :
- bersyukur karena telah memiliki mata maka kita bersabar dalam melihat yang bukan hak kita,
- bersyukur karena telah memiliki mulut maka kita bersabar dalam berbicara yang tidak bermanfaat bahkan menimbulkan fitnah,
- bersyukur karena memiliki telinga berarti kita dituntut untuk bersabar dalam mendengarkan keluhan oranglain dan menahan diri dari mendengar ghibah dan seterusnya.
Seperti firman Allah
” Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur “(Al Mu’minuun :78)
Hal senada terdapat pada surat (Al Mulk :23)
Bersyukur dalam kesabaran adalah wujud terimakasih kita kepada Allah bahwa kita di beri nikmat sabar, yaitu sabar dalam memberikan pertolongan kapada orang lain.
“Yang paling pandai bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling pandai bersyukur kepada manusia”. (HR. Ath-Thabrani) ,
Hakekatnya rasa sabar juga pemberian dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang disusupkan lewat hati orang yang di pilihNya. Selama ini kita mempersepsikan energi sabar dan syukur sebagai energi diam (kepasrahan) padahal tidaklah demikian.
Didalam satu hadist Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam menerangkan “Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi kelebihan”. (HR. Tirmidzi)
Artinya bersabar adalah pergerakan menuju ridho Allah lewat usaha maksimal dalam urusan akherat dan berusaha menekan lonjakan nafsu duniawi lewat syukur.
SABAR ITU SETENGAH IMAN, SETENGAHNYA LAGI SYUKUR.
ومن منازل (إياك نعبد وإياك نستعين) :منـزلة الصبر
(Madarijus Salikin Jilid II, hal . 152-170; Ibnul Qayyim al Jauziyah rahimahullah; terjemah singkat oleh Abu Fahmi, untuk kajian Asatidzah SDIT-SMPIT Imam Bukhari Jatinangor)
بسم الله الرحمن الرحيم
Menurut Al-Imam Ahmad, kata sabar disebutkan di dalam Al-Qur'an di tujuh puluh tempat. Menurut ijma' ulama umat, sabar ini wajib,dan merupakan separoh iman. Karena iman itu ada dua paroh; separoh ada-lah sabar dan separoh lagi adalah syukur. Sabar ini disebutkan dalam
Al-Qur'an dalam enam belas versi:
1. Perintah sabar, seperti firman-Nya,
{وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ} [ البقره: 45 ]
"Dan, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat." (Al-Baqarah: 45).
2. Larangan melakukan sebaliknya, seperti firman-Nya,
فلا تهنوا ولا تحزنوا [ آل عمران: 139 ]
"Dan, janganlah kalian bersikap lemah dan janganlah (pula) kalian bersedih hati." (Ali Imran: 139).
Sikap lemah dan selalu bersedih hati artinya tidak sabar. Karena itu dilarang.
3. Pujian terhadap pelakunya, seperti firman-Nya,
{وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ} [ البقره: 177 ]
"Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Al-Baqarah: 177).
4. Keharusan sabar karena Allah mencintainya, seperti firman-Nya,
{وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ} [ البقرة : 146 ]
"Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah:146).
5. Allah bersama orang-orang yang sabar, dan ini merupakan kebersamaan secara khusus, yang berarti menjaga, melindungi dan menolong mereka, bukan sekedar kebersamaan secara umum, seperti firman-Nya,
{وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ} [ النحل: 127 ]
"Dan, bersabarlah kalian, karena Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al-Anf al 46).
6. Pengabaran Allah bahwa sabar ini lebih baik bagi para pelakunya, seperti firman-Nya,
{وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ} [ النحل: 126 ]
"Tetapi jika kalian bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar." (An-Nahl: 126).
7. Allah memberikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik, seperti firman-Nya,
{وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [ النحل: 96 ]
"Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (An-Nahl: 96).
8. Orang-orang yang sabar diberi balasan tanpa batas, seperti firman-Nya,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ [ الزمر: 10 ]
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (Az-zumar: 10).
9. Orang-orang yang sabar mendapatkan kabar gembira, seperti firman-Nya,
{وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ} [ البقره: 155 ]
"Dan, sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedi-kit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buahbuahan. Dan, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah: 155).
lO.Jaminan pertolongan bagi orang-orang yang sabar, seperti firman-Nya,
بَلَى إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آلافٍ مِنَ الْمَلائِكَةُ مُسَوِّمِينَ} [ آل عمران: 125 ]
"Ya (cukup), jika kalian bersabar dan bertakwa, dan mereka dating menyerang kalian dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda." (Ali Imran: 125).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
واعلم أن النصر مع الصبر
"Dan ketahuilah bahwa pertolongan itu beserta kesabaran."
11. Pengabaran dari Allah bahwa orang-orang yang sabar adalah orang-orang yang mulia, seperti firman-Nya,
{وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ} [ الشورى: 43 ]
"Tetapi orang yang sabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (Asy-Syura: 43)!
12. Pengabaran dari Allah bahwa pahala amal shalih hanya layak diperoleh orang-orang yang sabar, seperti firman-Nya,
{وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً وَلا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ} [ القصص: 80 ]
"Kecelakaan yang besarlah bagi kalian, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar. "(Al-Qashash: 80).
13. Pengabaran bahwa hanya orang-orang yang bersabarlah yang bisa mengambil pelajaran dan manfaat dari ayat-ayat Allah, seperti firman-Nya,
{أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآياتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ} إبراهيم: 5
"Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang, dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yangpenyabar dan banyak bersyukur." (Ibrahim: 5).
14. Pengabaran bahwa keberuntungan yang diharapkan, keselamatan dari sesuatu yang ditakuti dan masuk surga, diperoleh orang-orang yang memperolehnya karena kesabaran mereka, seperti firman-Nya,
{وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ} الرعد: 24
"Dan, para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), 'Keselamatan bagi kalian berkat kesabaran kalian'. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." (Ar-Ra'd: 24).
15. Sabar mempusakakan derajat kepeloporan dan kepemimpinan. Saya pernah mendengar Syaikhul-Islam berkata, "Dengan kesabaran dan keyakinan dapat diperoleh kepemimpinan dalam agama." Lalu dia membawa ayat,
{وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآياتِنَا يُوقِنُونَ} [ السجده: 24 ]
"Dan, Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar, dan mereka meyakini ayat-ayat Kami." (As-Sajdah: 24).
16. Allah mengaitkan kesabaran dengan berbagai posisi dalam Islam, iman, keyakinan, takwa, tawakkal, syukur, amal shalih, rahmat dan lain sebagainya. Karena itu sabar termasuk bagian dari iman, seperti kedudukan kepala dari tubuh.
كان الصبر من الإيمان بمنـزلة الرأس من الجسد.
ولا إيمان لمن لا صبر له، كما أنه لا جسد لمن لا رأس له.
Tidak ada artinya iman bagi seseorang yang tidak memiliki kesabaran, sebagaimana tidak ada artinya tubuh tanpa kepala.
Umar bin Al-Khaththab berkata,
خير عيش أدركناه بالصبر
"Hidup yang paling baik ialah yang kami lalui dengan kesabaran."
وأخبر النبي صلى الله عليه وسلم في الحديث الصحيح: (أنه ضياء) وقال (من يتصبّر يصبّره الله)
Dan Nabi Saw mengabarkan di dalam hadits shahih : (bahwa kesabaran itu cahaya), dan beliau bersabda: “Barangsiapa yang berusaha sabar, maka Allah akan menjadikannya sabar”.
Di dalam sebuah hadits disebutkan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
(عجبا لأمر المؤمن ، إن أمره كله له خير، وليس ذلك لأحد إلا المؤمن. إن أصابته سراء شكر، فكان خيرا له. وإن أصابته ضراء صبر، فكان خيرا له)
"Sungguh menakjubkan urusan orang Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan baginya, dan yang demikian itu tidak dimiliki kecuali orang Mukmin saja. jika mendapat kesenangan, dia bersyukur, maka itu merupakan kebaikan baginya, dan jika ditimpa
penderitaan, dia sabar, maka itu merupakan kebaikan baginya."
Ada seorang wanita hitam yang sedang ditimpa penyakit sejenis epilepsi. Lalu dia meminta kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam agar berdoa bagi kesembuhannya. Maka beliau bersabda, "Jika engkau bisa bersabar maka engkau akan mendapat surga, dan jika engkau menghendaki agar engkau disembuhkan dari penyakit, maka aku bisa berdoa kepada Allah agar memberikan kesembuhan bagimu."
Maka wanita itu berkata, "Aku akan bersabar. Namun do`akanlah kepada Allah agar tidak sampai auratku terbuka. Maka beliau pun mendo`akannya.
Nabi Saw juga memerintahkan kepada orang-orang Anshar untuk bersabar menghadapi ketidakadilan yang menimpa beliau sepeninggal beliau Saw. Sehingga mereka berjumpa beliau di telaga (al Kautsar) besok pada hari kiamat.
Beliau juga memerintahkan untuk sabar saat berhadapan dengan musuh dan sabar saat ditimpa musibah. Beliau memerintahkan orang yang ditimpa musibah agar melakukan hal yang paling bermanfaat baginya, yaitu sabar dan mencari ridha Allah, karena yang demikian itu akan meringankan musibahnya dan melipat-gandakan pahalanya.
Mengeluh dan gundah hati justru membuat musibah itu terasa semakin berat dan menghilangkan pahala.
فصل و الصبر في اللغة: الحبس والكف ومنه: قتل فلان صبرا
إذا أمسك وحبس ومنه قوله تعالى: {وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ} [ الكهف: 28 ] أي احبس نفسك معهم .فالصبر: حبس النفس عن الجزع والتسخط وحبس اللسان عن الشكوى وحبس الجوارح عن التشويش وهو ثلاثة أنواع: صبر على طاعة الله وصبر عن معصية الله وصبر على امتحان الله، فالأولان: صبر على ما يتعلق بالكسب والثالث: صبر على ما لا كسب للعبد فيه
Sabar menurut pengertian bahasa adalah menahan atau bertahan. Jika dikatakan, "Qutila Fulan Shabran", artinya Fulan terbunuh karena sabar, artinya apabila dia ditangkap dan ditahan, seperti yang Allah katakana di dalam surat al Kahfi ayat: 28,
“Dan sabarkanlah dirimu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya pada waktu pagi dan senja hari dengan mengharap keridloan Nya”.
Maksudnya tahanlah dirimu dan bersama mereka. Jadi sabar artinya menahan diri dari rasa gelisah, cemas dan amarah; menahan lidah dari keluh kesah; menahan anggota tubuh dari kekacauan.
Sabar ini ada tiga macam: Sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar di dalam menjauhi kemaksiatan kepada Allah dan sabar di dalam menerima ujian / cobaan dari Allah.
Dua macam yang pertama merupakan kesabaran yang berkaitan dengan tindakan yang dikehendaki (diusahakan) dan yang ketiga tidak berkait dengan tindakan yang dikehendaki.
وسمعت شيخ الإسلام ابن تيمية قدس الله روحه يقول: كان صبر يوسف عن مطاوعة امرأة العزيز على شأنها: أكمل من صبره على إلقاء إخوته له في الجب وبيعه وتفريقهم بينه وبين أبيه ....
Saya pernah mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah qaddasahullah berkata, “Kesabaran Yusuf dari memperturutkan kemauan isteri sang pembesar (imra’tul `aziz) lebih sempurna daripada kesabaran beliau saat dimasukkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, saat dijual dan saat dipisahkan dari ayahnya”.
Sebab hal-hal ini terjadi di luar kehendaknya, sehingga tidak ada pilihan lain bagi hamba kecuali sabar menerima musibah. Tapi kesabaran yang memang beliau kehendaki dan diupayakannya saat menghadapi rayuan istri Tuannya, kesabaran memerangi nafsu, jauh lebih sempurna dan utama, apalagi di sana banyak faktor yang sebenarnya menunjang untuk memenuhi rayuan itu, seperti keadaan beliau yang masih bujang dan muda, karena pemuda lebih mudah tergoda oleh rayuan.
Keadaan beliau yang terasing, jauh dari kampung halaman, dan orang yang jauh dari kampung halamannya tidak terlalu merasa malu. Keadaan beliau sebagai budak, dan seorang budak tidak terlalu peduli seperti halnya orang merdeka. Keadaan istri tuannya yang cantik, terpandang dan tehormat, tanpa ada seorang pun yang melihat tindakannya dan dia pula yang menghendaki untuk bercumbu dengan beliau.
Apalagi ada ancaman, seandainya tidak patuh, beliau akan dijebloskan ke dalam penjara dan dihinakan.Sekalipun begitu beliau tetap sabar dan lebih mementingkan apa yang ada di sisi Allah."
الصبر على أداء الطاعات: أكمل من الصبر على اجتناب المحرمات وأفضل فإن مصلحة فعل الطاعة: أحب إلى الشارع من مصلحة ترك المعصية ومفسدة عدم الطاعة: أبغض إليه وأكره من مفسدة وجود المعصية ….
Ibnu Taimiyah juga pernah berkata, "Sabar dalam melaksanakan ketaatan lebih baik daripada sabar menjauhi hal-hal yang haram. Karena kemaslahatan melakukan ketaatan lebih disukai Allah daripada kemaslahatan meninggalkan kedurhakaan, dan keburukan tidak taat lebih dibenci Allah daripada keburukan adanya kemaksiatan."
Ada tiga jenis lain dari sabar, yaitu:
وهو على ثلاثة أنواع : صبر بالله ، وصبر لله ، وصبر مع الله
1. Sabar karena pertolongan Allah. Artinya mengetahui bahwa kesabaran itu berkat pertolongan Allah dan Allahlah yang memberikan kesabaran, sebagaimana firman-Nya,
الأول : أول الإستعانة به ، رؤيته أنه هو المصبّر، وأن صبر العبد بربه لا بنفسه.
"Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaramnu itu melainkan dengan pertolongan Allah." (An-Nahl: 127).
(واصبر وما صبرك إلا بالله)
Jika Allah tidak membuat beliau sabar, maka beliau tidak akan sabar.
2. Sabar karena Allah. Artinya pendorong sabar adalah cinta kepada Allah, mengharapkan Wajah-Nya dan taqarrub kepada-Nya, bukan untuk menampakkan kekuatan jiwa dan ketabahan kepada manusia atau tujuan-tujuan lain.
الصبر لله، وهو أن يكون الباعث له على الصبر محبة الله، وإرادة وجهه ، والتقرب إليه. لا لإظهار قوة النفس والإستحماد إلى الخلق ، وغير ذلك من الأعراض.
3. Sabar beserta Allah. Artinya perjalanan hamba bersama kehendak Allah, yang berkaitan dengan hukum-hukum agama, sabar dalam melaksanakan hukum-hukum itu dan menegakkan nya.
الصبر مع الله, وهو دوران العبد مع مراد اله الديني ومع أحكامه الدينية. صابرا نفسه معها، سائرا بسيرها، مقيما بإقامتها، يتوجه معها أين توجهت ركائبها....
Banyak definisi dan pengertian yang dibuat para ulama dan orangorang salaf tentang sabar. Yang pasti Allah telah memerintahkan kesabaran yang baik, pengampunan yang baik dan penghindaran yang baik di dalam Kitab-Nya. Saya pernah mendengar Ibnu Taimiyah berkata,
"Kesabaran yang baik ialah yang tidak disertai pengaduan, pengampunan yang baik ialah yang tidak disertai celaan, dan penghindaran yang baik ialah yang tidak disertai ucapan yang
menyakitkan."
Pengaduan kepada Allah tidak menajikan kesabaran, karena Ya'qub Alaihis-Salam telah berjanji untuk bersabar dengan baik, dan seorang nabi tidak akan mengingkari janjinya. Namun beliau tetap mengadu kepada Allah,
"Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kcsusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tidak mengetahuinya." (Yusuf: 86).
Yang benar, mengadukan Allah dapat menajadikan kesabaran, dan bukan pengaduan kepada Allah.
Pengarang Manazilus-Sa'irin berkata, "Sabar artinya menahan diri dalam menghadapi hal-hal yang tidak disenangi dan membelenggu lisan agar tidak keluh kesah. Ini merupakan tempat persinggahan yang paling sulit bagi orang awam dan jalan cinta yang paling terjal serta jalan tauhid yang paling diingkari.
Dikatakan sulit bagi orang awam, karena orang awam baru memulai perjalanan dan belum terlatih untuk menempuh satu etape pun. Jika dia mendapat ujian, maka dia mudah gundah dan sulit menghadapi musibah, sehingga berat untuk sabar. Dia belum terlatih sehingga sulit untuk sabar, dan dia bukan termasuk orang yang mencintai sehingga sulit menerima musibah dengan penuh keridhaan terhadap kekasih yang dicintainya.
Dikatakan jalan cinta yang paling terjal, karena ci nta ini mengharus-kan adanya kesukaan orang yang mencintai dalam menghadapi cobaan dari kekasihnya. Sementara sabar mengharuskan adanya kebencian terhadap hal itu dan keterpaksaan menahan diri saat menghadapinya. Maka sabar merupakan jalan cinta yang paling terjal.
Dikatakan jalan tauhid yang paling diingkari, karena di dalam sabar terdapat kekuatan pengakuan. Orang sabar mengaku memiliki keteguhan hati yang kuat. Berarti hal ini harus berbenturan dengan kemurnian tauhid. Sebab pada hakikatnya tidak seorang pun memiliki kekuatan.
Semua kekuatan hanya milik Allah. Itulah sebabnya maka sabar merupakan sesuatu yang diingkari di jalan tauhid, dan bahkan sabar merupakan kemungkaran yang paling diingkari. Tauhid mengembalikan segala sesuatu kepada Allah dan sabar mengembalikan segala sesuatu kepada diri sendiri. Keteguhan hati dalam tauhid adalah sesuatu yang harus diingkari.
Perkataannya yang terakhir ini tidak bisa diterima. Yang benar, sabar merupakan tempat persinggahan yang paling kuat di jalan cinta dan merupakan keharusan bagi orang-orang yang mencintai serta merupakan hasrat yang paling dibutuhkan dalam setiap etape perjalanan. Kebu-tuhan orang yang mencintai terhadap kesabaran ini sangat urgen. Maka hanya para wali Allah dan para kekasih-Nya yang disifati Allah sebagai orangorang yang sabar.
Menurut pengarang Maiiazilus-Sa'irin, ada tiga derajat sabar, yaitu:
1. Sabar dalam menghindari kemaksiatan, dengan memperhatikan peringatan, tetap teguh dalam iman dan mewaspadai hal yang haram.
Yang lebih baik lagi adalah sabar menghindari kemaksiatan karena malu.
الصبر على المعصية، بمطالعة الوعيد : إبقاء على الإيمان، وحذرا من الحرام. وأحسن منها: الصبر عن المعصية حياء. للصبر عن المعصية سببين وفائدتين .أما السببان: فالخوف من لحوق الوعيد المترتب عليها والثاني: الحياء من الرب تبارك وتعالى أن يستعان على معاصيه بنعمه وأن يبارز بالعظائم وأما الفائدتان: فالابقاء على الإيمان والحذر من الحرام.
Ada dua sebab dan dua faidah sabar dalam menghindari kemaksiatan, yaitu:
- Takut terjadinya ancaman/ peringatan, sebagai akibat dari kemaksiatan itu.
- Malu terhadap Allah, karena menggunakan nikmat-Nya untuk melakukan kemaksiatan.kepada Nya dan melawan keagungan Nya.
Adapun dua faidahnya adalah:
- Tetap teguh dalam iman artinya tetap menjaga eksistensi keimanan.
- Mewaspadai (bersikap ekstra hati-hati) terhadap hal-hal yang haram.
Adapun memperhatikan peringatan dan takut kepadanya membangkitkan kekuatan iman terhadap berita (khabar, as sam`iyyat) dan pembenaran terhadapnya. Sedangkan malu terhadap Allah membangkitkan kekuatan ma'rifat dan mempersaksikan makna-makna asma dan sifat-Nya.
Yang lebih baik lagi jika pendorongnya adalah cinta, sehingga seorang hamba tidak maksiat kepada -Nya karena cinta kepada-Nya. Sedangkan keteguhan dalam iman mendorong untuk meninggalkan kedurhakaan. Sebab kemaksiatan pasti akan mengurangi iman atau bahkan menghilangkannya sama sekali, memadamkan cahayanya, atau melemahkan kekuatannya dan mengurangi buahnya. Sedangkan mewaspadai perkara-perkara yang haram merupakan kesabaran meninggalkan hal-hal yang mubah, sebagai kehati-hatian agar tidak menjurus kepada yang haram.
2. Sabar dalam ketaatan, dengan menjaga ketaatan itu secara terus-menerus, memeliharanya dengan keikhlasan dan membaguskannya dengan ilmu.
الصبر على الطاعة ، بالمحافظة عليهادواما، وبرعايتها إخلاصا، وبتحسينها علما.
Pernyataan pengarang Manazilus-Sa'irin ini menunjukkan bahwa ketaatan yang dilakukan dapat menjadi pendorong untuk meninggalkan kedurhakaan, sehingga kesabaran dalam melaksanakan ketaatan ini setingkat lebih tinggi daripada kesabaran meninggalkan kedurhakaan.
Yang benar, dan seperti yang telah dijelaskan di atas, meninggalkan kedurhakaan hanya sekedar menyempurnakan ketaatan. Syaikh menyebutkan bahwa sabar dalam derajat ini dilakukan dengan tiga cara:
Terus-menerus taat, ikhlas dalam ketaatan dan melaksanakannya menurut ilmu atau membaguskannya dengan ilmu.
Ketaatan menjadi mundur jika kehilangan salah satu dari tiga perkara ini. Jika seorang hamba tidak menjaga ketaatan secara terus-menerus, maka ia akan menggugurkan ketaatan itu. Jika dia menjaganya terus-menerus, maka di hadapannya ada dua perintang: Tidak ikhlas, seperti dimak-sudkan karena selain Allah, dan pelaksanaannya yang tidak berdasar-kan ilmu, seperti tidak mengikuti As-sunnah.
3. Sabar dalam musibah, dengan memperhatikan pahala yang baik, menunggu rahmat jalan keluar, meremehkan musibah sambil menghitung uluran karunia dan mengingat nikmat-nikmat yang telah 1ampau.
Terdapat tiga pakaian kesabaran yang dapat dikenakan seorang hamba ketika mendapat musibah:
Pertama, memperhatikan pahala yang baik. Seberapa jauh perhatian, pengetahuan dan keyakinannya terhadap pahala ini, maka sejauh itu pula dia akan merasa ringan dalam memikul beban musibah, karena dia merasa akan mendapatkan pengganti.
Hal ini seperti orang yang sedang membawa beban yang amat berat, dan dia melihat hasil dan keuntungan yang baik pada akhirnya. Jika tidak demikian, maka banyak kemaslahatan dunia dan akhirat yang akan terbuang sia-sia. Seorang hamba lebih suka mengemban beban dunia karena ingin mendapatkan hasil di akhirat. Sementara jiwa lebih menyukai kesenangan yang ada di dunia. Tapi akal yang sehat lebih condong ke hasil di ke-mudian hari.
Kedua, menantikan datangnya jiwa kelapangan. Menunggu-nunggu datangnya waktu (akhir) dari ujian/cobaan), kegembiraan dan kelezatannya.
Ketiga, meremehkan cobaan, menganggapnya kecil, yang dapat dilakukan dengan dua cara:
menghitung karunia Allah yang telah dilimpahkan kepadanya, dan mengingat-ingat nikmat Allah yang pernah diterimanya. Yang pertama berkaitan dengan keadaan dan yang kedua berkaitan dengan masa lampau.
Pengarang Manazilus-Sa'irin, mengatakan,
وأضعف الصبر : الصبر لله ، وهو صبر العامة، وفوقه : الصبر بالله ، وهو صبر المريدين، وفوقه : الصبر على الله, وهو صبر السالكين.
"Sabar yang paling lemah ialah sabar karena Allah. Ini merupakan kesabaran orang-orang awam. Di atasnya adalah sabar berkat pertolongan Allah. Ini merupakan kesabaran orang-orang yang menghendaki Allah. Di atasnya adalah sabar atas hukum Allah. Ini merupakan kesabaran orang-orang yang berjalan meniti jalan Allah.
Kesabaran karena Allah yang merupakan kesabaran orang-orang awam ialah kesabaran mengharapkan pahala-Nya dan takut siksa-Nya. Kesabaran orang-orang yang mengharapkan Allah adalah kesabaran berkat kekuatan dari pertolongan dari Allah.
Dua golongan ini tidak melihat ada kesabaran pada dirinya dan tidak pula mempunyai kekuatan untuk sabar. Di atasnya adalah kesabaran menurut hukum Allah. Artinya dia sabar mendapatkan hukum-hukum yang berlaku bagi dirinya, yang disukai maupun yang dibencinya.
Menurut pengarang Manazilus-Sa 'inn, kesabaran karena Allah merupakan kesabaran yang paling lemah. Yang benar, sabar karena Allah lebih tinggi daripada sabar berkat pertolongan Allah. Karena sabar karena Allah berkaitan dengan Uluhiyah-Nya, sedangkan sabar berkat pertolongan Allah berkaitan dengan Rububiyah-Nya. Apa-apa yang ber-kait dengan Uluhiyah-Nya lebih sempurna daripada apa-apa yang berkait dengan Rububiyah-Nya.
Di samping itu, sabar karena Allah merupakan cermin ibadah, dan sabar berkat pertolongan Allah merupakan permohonan uluran pertolongan dari-Nya. Ibadah merupakan tujuan dan isti`anah merupakan sarana. Sabar berkat pertolongan Allah menjadi hak persekutuan bagi orang Mukmin dan kafir, orang baik dan orang buruk. Setiap orang yang mempersak-sikan hakikat alam tentu mendapatkan kesabaran dari Allah.
Sedangkan sabar karena Allah merupakan tempat persinggahan para nabi, rasul, shiddiqin dan orang-orang yang mengamalkan iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in.
Sabar atas hukum-hukum Allah artinya sabar menerima takdir-Nya. Sabar ini ditempatkan pada tingkatan ketiga dan yang paling tinggi.
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, sabar dalam ketaatan dan sabar menjauhi kemaksiatan kpd Allah, lebih sempurna daripada kesabaran menerima takdir-Nya, seperti kesabaran Yusuf Alaihis-Salam. Kesabaran beliau dengan tetap menjaga ketaatan dan menjauhi kemaksiatan merupakan kesabaran atas pilihan sendiri, karena cinta kepada Allah.
Sedangkan kesabaran menerima hukum-hukum Allah merupakan kesabaran yang pasti dan tidak bisa dihindari. Tentu saja ada perbedaan di antara keduanya.
Ibadah haji seperti halnya ibadah-ibadah lain membutuhkan kesabaran didalam melakukannya selain daripada ilmu dan keikhlasan.
Sebagaimana diketahui bahwa terdapat tiga macam kesabaran didalam kehidupan seorang muslim :
Kesabaran dari melakukan kemaksiatan
Kesabaran didalam melakukan ketaatan
Kesabaran atas setiap musibah yang menimpanya.
Pada umumnya setiap jiwa akan lari dari kesusahan, kesulitan, kepayahan maupun pengorbanan, sementara setiap ibadah yang diperintahkan Allah swt membututuhkan hal-hal diatas karena itu dibutuhkan kesabaran terhadap itu semua didalam melakukannya.
Tak diragukan lagi bahwa seorang yang melakukan ibadah haji diharuskan bersabar tatkala meninggalkan keluarganya di negeri asalnya, bersabar dengan berbagai manasiknya, bersabar dengan segala ujian dan cobaan selama berada di tanah haram.
Untuk itu seorang yang berhaji ke baitulah memerlukan kesabaran atas ketaatannya itu dalam tiga keadaan :
1. Sebelum manasik haji, yaitu dengan senantiasa menjaga kelurusan niatnya, ikhlas semata-mata karena Allah swt dan membersihkannya dari berbagai virus riya, nifak, ghurur dan penyakit-penyakit hati lainnya, sebagaimana dituntut Allah swt terhadap setiap orang yang beribadah kepada-Nya :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ ﴿٥﴾
Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah : 5)
Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Umar bin Khottob bahwa dia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan.”
2. Ketika melakukan manasik haji, yaitu tidak melalaikan Allah swt saat melakukannya serta menghilangkan rasa malas dalam menunaikan berbagai kewajiban dan sunnah-sunnah haji hingga akhir pelaksanaannya. Dengan begitu ia akan bersabar dari berbagai dorongan dan keinginan untuk berhenti dari menyelesaikannya.
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُبَوِّئَنَّهُم مِّنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا نِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ ﴿٥٨﴾
الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿٥٩﴾
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang Tinggi di dalam syurga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah Sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya.” (QS. Al Ankabut : 58 – 59)
3. Setelah manasik haji, yaitu tidak menyiarkan dan memamerkannya karena riya’ atau hanya untuk mendapatkan pujian maupun sanjungan manusia. Menjauhi sifat ujub dan segala sifat yang dapat membatalkan amal-amal manasiknya, sebagaimana firman Allah swt :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ ﴿٣٣﴾
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.” (QS. Muhammad : 33)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” (QS. Al Baqoroh : 264)
Semoga Allah swt memberikan karunia kepada anda dengan haji yang mabrur yang tidak ada balasan bagi seorang yang mendapatkan haji mabrur kecuali surga-Nya. Amin
Wallahu A’lam
Komentar
Posting Komentar